Menuju konten utama

Sri Mulyani soal Harley Davidson di Garuda: Belum Pastikan Sanksi

Menteri Keuangan Sri Mulyani belum bisa memastikan bentuk sanksi yang akan dijatuhkan soal dugaan penyelundupan Harley Davidson via Garuda Indonesia.

Sri Mulyani soal Harley Davidson di Garuda: Belum Pastikan Sanksi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/11/2019). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum mau bersikap tentang temuan motor Harley Davidson yang diselundupkan dalam 15 boks terpisah. Saat ini, temuan itu tengah diteliti. Namun, ia tidak memungkiri akan ada tindakan lanjutan bila ada pelanggaran.

"Itu nanti, kan, diteliti dari sisi kepatuhan, apakah ada pelanggaran dan tentu nanti akan dilakukan langkah-langkah yang konsisten," kata Sri Mulyani, di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019).

Sri Mulyani belum bisa memastikan bentuk sanksi yang akan dijatuhkan. Sebab, kini ia masih menunggu laporan kemudian menentukan tindakan pelanggaran atau tidak.

"Nanti lihat pelanggarannya dulu ya," kata perempuan yang karib disapa Ani itu seraya meninggalkan awak media.

Isu pengiriman motor Harley ilegal berawal ketika Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mendapati motor gede (moge) merek Harley Davidson yang diduga hasil selundupan di pesawat Garuda Indonesia.

Motor tersebut dipecah menjadi 15 boks untuk bisa dibawa oleh pesawat. Motor tersebut telah disita di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng.

Petugas juga menemukan 2 unit motor brompto yang terpisah menjadi 3 boks. Semua temuan itu diperoleh dalam penindakan pesawat Garuda yang didatangkan dari Prancis di Garuda Maintanance Facility (GMF) pada 17 November 2019.

Di dalam pesawat, PT Garuda Indonesia membenarkan ada direksi yang turut ikut dalam perjalanan penjemputan itu. Sampai saat ini VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan enggan menyebutkan siapa sosok itu.

Namun dalam dokumen manifest pesawat, nama Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Askhara atau Ari Askhara masuk ke dalam daftar penumpang pesawat baru Garuda Indonesia. Manifest itu memberi informasi penerbangan nomor GA 9721 yang terkait dengan penjemputan pesawat A330-900 Neo.

Temuan tersebut membuat Menteri BUMN Erick Thohir berang. Ia mengaku akan mencopot direksi bila manajemen Garuda Indonesia terlibat.

"Ada enggak kasus yang benar seperti yang dilaporkan. Nah, kalau benar ya harus dicopot," ucap Erick kepada wartawan saat ditemui, di Ritz Carlton, Pacific Place, Rabu (4/11/2019).

Erick juga berpesan kepada sosok yang diduga terlibat. Bila memang bukti-bukti yang sudah kuat mengarah pada dirinya, lebih baik mengundurkan diri tanpa harus menunggu dicopot.

"Yang lebih baik sebelum ketahuan, mengundurkan diri. Itu kaya samurai Jepang juga kalau memang itu benar," ucap dia.

Saat ini, Erick mengaku masih menunggu hasil investigasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kemenkeu.

Erick menyerahkan hal ini kepada Kemenkeu untuk merampungkan hasil penyelidikan ini. Bila hasil investigasi itu mengarah pada direksi Garuda, Erick memastikan ia akan menindak tegas sosok tersebut.

Baca juga artikel terkait HARLEY DAVIDSON atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz