tirto.id - Menteri BUMN, Erick Thorir memberikan pernyataan terkait dugaan keterlibatan direksi Garuda terkait motor gede (moge) merek Harley Davidson yang dibawa bersama pesawat baru Airbus A330-900 Neo. Erick menyatakan bila kedapatan terlibat, maka yang bersangkutan harus dicopot.
"Ada enggak kasus yang benar seperti yang dilaporkan. Nah, kalau benar ya harus dicopot," ucap Erick kepada wartawan saat ditemui di Ritz Carlton, Pacific Place, Rabu (4/11/2019).
Erick juga berpesan kepada sosok yang diduga terlibat. Bila memang bukti-bukti yang sudah kuat mengarah pada dirinya, lebih baik mengundurkan diri tanpa harus menunggu dicopot.
"Yang lebih baik sebelum ketahuan, mengundurkan diri. Itu kaya samurai Jepang juga kalau memang itu benar," ucap, Erick.
Saat ini, Erick mengaku masih menunggu hasil investigasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kemenkeu. Erick menyerahkan hal ini kepada Kemenkeu untuk merampungkan hasil penyelidikan ini.
Bila hasil investigasi itu mengarah pada direksi Garuda, Erick memastikan ia akan menindak tegas sosok tersebut.
Adapun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan tengah mendalami temuan motor gede (moge) merek Harley Davidson yang diduga hasil selundupan dalam 15 boks terpisah dan telah disita di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng.
Di samping itu, petugas juga menemukan 2 unit motor brompto yang terpisah menjadi 3 boks. Semua temuan itu diperoleh dalam penindakan pesawat Garuda yang didatangkan dari Prancis di Garuda Maintanance Facility (GMF) 17 November 2019.
Di dalam pesawat, PT Garuda Indonesia membenarkan ada direksi yang turut ikut dalam perjalanan penempatan itu. Sampai saat ini VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan enggan menyebutkan siapa sosok itu.
Namun berdasarkan dokumen manifest pesawat, terdapat nama Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Askhara atau Ari Askhara. Manifest itu memberi informasi penerbangan nomor GA 9721 yang terkait dengan penjemputan pesawat A330-900 Neo.
Pihak Garuda dalam rilis sebelumnya mengaku, pecahan bagian dari motor Harley dan Brompton itu adalah milik petugas Garuda yang ikut menjemput di dalam pesawat. Ia memastikan bahwa barang itu bukan milik direksi yang ikut dalam pesawat.
“Bukan direksi [yang punya barang-barang], dia petugas on board di dalam pesawat,” imbuhnya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti