Menuju konten utama

Spekulasi Agenda Rencana Pertemuan Puan dan Prabowo

Puan Maharani akan menemui Prabowo Subianto. Apa yang akan dibahas oleh keduanya?

Spekulasi Agenda Rencana Pertemuan Puan dan Prabowo
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (5/4/2018). FOTO/Lalu Rahadian .

tirto.id - Puan Maharani, Ketua DPP PDI Perjuangan non-aktif mengutarakan niatnya bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam waktu dekat. Wacana pertemuan dua politikus ini terungkap ke publik pertama kali, pada Senin (2/4/2018).

Saat itu, perempuan kelahiran Jakarta, 6 September 1973 ini mengatakan ingin bertemu Prabowo untuk "silaturahmi secara kekeluargaan.” Ia bahkan memperkirakan pertemuan dengan Prabowo akan terwujud saat Ramadan tiba, sekitar Mei-Juni 2018 mendatang.

“Ini tinggal waktunya, tinggal bisa atau enggak. Tapi saya dan Mas Bowo kalau ditanya mau ketemu, Insyaallah kami berdua mau,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) ini, di Istana.

Secara politik, wacana yang dilontarkan Puan itu patut diperhatikan. Alasannya, ia merupakan aktor penting dalam PDIP. Selain memegang jabatan sebagai Ketua DPP Bidang Politik dan Keamanan, meski non-aktif, Puan adalah putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Pakar politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman mengatakan ada dua kemungkinan yang bisa lahir dari rencana pertemuan Puan dan Prabowo. Masing-masing probabilitas terkait dengan Pemilu 2019.

Pertama, Puan diprediksi hendak membangun koalisi dengan Prabowo. Kerja sama dijalin dengan tujuan membujuk Prabowo agar mau menjadi alternatif calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

“Faksi politiknya berusaha membangun koalisi dengan Prabowo, dan itu bukan berarti berpisah dengan Jokowi," kata Airlangga kepada Tirto, Kamis (5/4/2018).

Kedua, Airlangga menambahkan ada ketegangan politik antara PDIP dengan Jokowi. Jika perkiraan itu terbukti, maka langkah Puan bertemu Prabowo dianggap menjadi cara untuk meningkatkan daya tawar PDIP dalam bekerja sama dengan Jokowi jelang Pemilu.

“Kemungkinan kedua, memang terjadi ketegangan politik antara Jokowi dan PDIP khususnya faksi politik Puan, sehingga pertemuan dengan Prabowo dianggap penting untuk menaikkan bargaining position atau merajut kerja sama menjelang 2019,” kata Airlangga.

Hubungan Segitiga antara PDIP, Jokowi, dan Prabowo

Dosen di Departemen Politik Fisip Unair ini mangatakan saat ini PDIP terlihat ingin membangun daya tawar politik terhadap Jokowi. Upaya menaikkan posisi PDIP itu, salah satunya dengan merencanakan pertemuan dengan Prabowo.

"Untuk saat ini baru sampai pada tahap membangun daya tawar politik," kata Airlangga.

Pendapat Airlangga ini senada dengan pengamat politik dari Poltracking, Faisal Arief Kamil. Menurutnya, besar kemungkinan Puan hendak membawa tawaran kepada Prabowo untuk menjadi cawapres Jokowi di pemilu.

Faisal juga berkata, ada kemungkinan Puan ingin mendekatkan diri dengan Prabowo untuk menjaga peluangnya ikut pemilu. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu diketahui menjadi salah satu sosok cawapres yang diusung PDIP.

"Dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi. Puan masuk radar cawapres dari PDIP, bisa untuk Jokowi atau Prabowo. Tapi tentu prioritasnya cawapres Jokowi," ujar Faisal.

Rencana pertemuan Prabowo dan Puan itu juga dianggap oleh alumnus UGM itu penuh kenangan. Sebabnya, dua politikus itu sempat disebut-sebut akan menjadi pasangan di Pemilu 2014, meski akhirnya tak terwujud.

Wacana memasangkan dua politikus itu di Pemilu 2014 awalnya muncul karena isi Perjanjian Batu Tulis yang ditandatangani Megawati dan Prabowo pada 16 Mei 2009. Salah satu poin perjanjian itu, PDIP hendak mendukung Prabowo menjadi calon presiden pada Pemilu 2014.

Perjanjian itu dibuat saat Megawati dan Prabowo menjadi pasangan capres-cawapres pada Pemilu Presiden 2009. Pasangan itu pada akhirnya kalah dari duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.

"Jadi pertemuan Puan dan Prabowo mendekati Pilpres 2019 adalah pertemuan nostalgia," ujar Faisal.

Meski sarat kenangan, kata Faisal, rencana bertemunya Puan dengan mantan Panglima Kostrad itu diprediksi akan lebih banyak membicarakan peluang bersatunya Jokowi-Prabowo di Pemilu.

Faisal berkata, sangat kecil kemungkinan Puan akan bersanding dengan Prabowo. Alasannya, elektabilitas Puan berdasarkan hasil survei kecil, tak mencapai angka 5 persen.

"Survei Poltracking itu berkesimpulan 2 hal terkait Pemilu 2019. Pertama, capres kuat hanya dua orang yakni Jokowi dan Prabowo. Kedua, cawapres potensial ada enam nama: AHY [Agus Harimurti Yudhoyono], Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Ridwan Kamil, Cak Imin, dan Khofifah," tuturnya.

Penjelasan PDIP dan Gerindra

Menanggapi rencana tersebut, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto mengatakan, pertemuan Puan dan Prabowo nantinya bertujuan meneduhkan suasana jelang Pemilu 2019.

Pengkondisian itu agar suasana gaduh tak tercipta. Hal ini, kata Bambang, menjadi tujuan utama pertemuan Puan dan Prabowo. Selain itu, Puan juga disebut akan membantu penyampaian kritik dari Prabowo kepada pemerintah.

"Menurut asumsi subjektif saya... Mbak Puan akan bicara dengan Pak Prabowo dalam rangka sesama elite politik untuk meneduhkan suasana. Kita kan melihat bahwa Pak Prabowo statement-nya relatif keras dalam dunia politik," kata Bambang.

Anggota Komisi I DPR RI itu juga berkata, ada kemungkinan pembicaraan ihwal capres dan cawapres dalam pertemuan Puan dan Prabowo nanti. Apalagi, menurut Bambang, hingga kini belum ada pengerucutan nama bakal cawapres yang akan dijagokan partainya untuk mendampingi Jokowi.

"Internal PDIP tidak ada penggodokan itu, saya dengar belum ada. Tetapi ini kan Pak Jokowi didukung banyak partai, ketika banyak partai maka heavy-nya [cenderung] wapres itu kemungkinan besar di Pak Jokowi [penentuannya]" ujar Bambang.

Pada kesempatan terpisah, Prabowo berkata akan menerima rencana Puan bertemu dengan dirinya. Prabowo mengklaim, dirinya memiliki hubungan baik dengan mantan Ketua Fraksi PDIP di DPR itu.

Namun, Prabowo tak berbicara banyak ihwal rencana pertemuan dirinya dengan Puan. Ia hanya berkata, menyerahkan sepenuhnya waktu pertemuan tersebut kepada Menko PMK itu.

"Saya kan memang hubungannya baik. Saya sahabat, jadi ya setiap saat tidak ada masalah. Nanti kami cari waktu ya. Beliau sibuk, beliau Menko. Cari waktu yang pas,” ujar Prabowo, di kawasan Senayan, Kamis (5/4/2018).

Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Fadli Zon juga sempat berkata partainya menyambut baik rencana pertemuan Puan dengan Prabowo. Namun, Fadli menganggap mustahil ada kesepakatan menyandingkan Jokowi dengan Prabowo untuk Pemilu mendatang.

"Pokoknya kami silaturahmi, duduk begitu. Jadi nanti kami lihat lah perkembangan gimana. Tapi kalau dari kami, kalau Pilpres, kami sudah bulat dan utuh akan mendukung Pak Prabowo. Kecuali mungkin kalau dari PDI-P mau ada cawapres kami enggak tahu," kata Fadli.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Abdul Aziz