tirto.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membantah adanya rencana komersialisasi di balik rencana penetapan harga tiket naik ke stupa Candi Borobudur Rp750 ribu. Rencana tersebut dikaji dan diputuskan atas pertimbangan menjaga kelestarian peninggalan bersejarah.
"Candi Borobudur ini dan kami akan kaji bersama dengan taman wisata Candi Borobudur Balai Borobudur kami akan melibatkan semua pihak. Usai kajian kita ingin keputusannya nanti berpihak kepada konservasi menjaga kelangsungan dan juga menjaga kelestarian dari Candi Borobudur dan berpihak kepada rakyat khususnya ekonominya yang baru mulai menggeliat di sekitar kawasan. Kami tidak ingin tidak berempati pada rakyat yang sekarang membutuhkan tambahan penghasilan," jelas dia dalam konferensi pers via Youtube, Senin (13/6/2022).
Ia menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai langkah-langkah bersama pihak terkait seperti dunia usaha untuk menciptakan pattern (pola-pola perjalanan). Termasuk juga mengundang investasi di bidang augmented dan virtual reality museum tiga dimensi yang bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat yang memutuskan naik ke atas areal stupa Candi Borobudur atau bisa hanya duduk di pelataran dan merasakan sensasi membaca relief di candi.
"Candi Borobudur sangat mengandung kearifan lokal yang dimiliki oleh bangsa kita," kata dia.
Selain itu, Kemenperarekraf juga sudah menyediakan kendaraan listrik ramah lingkungan beserta stasiun kendaraan itu di kawasan Borobudur dalam rangka mewujudkan ekowisata di Indonesia.
Kemudian, 24 desa wisata dan 20 Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di sekitar Borobudur turut dikembangkan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pengelola desa wisata serta Balkondes agar para pelancong dapat merasakan sensasi tinggal di desa wisata. Selain itu, ia meminta masyarakat yakin kepada pemerintah bahwa penentuan harga tiket dipertimbangkan atas dasar menjaga masa depan Candi Borobudur.
“Kita perlu sama-sama bergandengan tangan. Jangan saling menyalahkan, jangan saling mencaci maki apapun, apalagi menuduh bahwa ini adalah dalam rangka komersialisasi,” tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri