tirto.id - Prabowo Subianto meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan penyebutan istilah "tampang Boyolali" dalam pidatonya.
Hal tersebut Prabowo sampaikan dalam video yang diunggah Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, melalui akun twitter pribadinya, Selasa (6/11/2018).
"Kalau ada yang merasa tersinggung, ya saya minta maaf. Maksud saya tidak seperti itu. Saya siap kalau diminta dialog langsung," kata Prabowo.
Pidato “tampang Boyolali” disampaikan Prabowo saat meresmikan kantor Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi di Boyolali, Selasa (30/10/2018). Dalam pidato yang dilansir di akun youtube Gerindra TV itu (menit 16.16 hingga 17.26), Prabowo bicara soal kemiskinan saat menyinggung tampang Boyolali itu.
Dalam pidatonya ini, Prabowo berkata “kalau masuk mungkin kalian diusir karena tampang kalian tidak tampang orang kaya. Tampang kalian, ya, tampang-tampang Boyolali ini."
Pidato Prabowo soal “tampang Boyolali” berbuntut panjang. Banyak yang menanggapi pernyataan yang dikemukakan calon presiden nomor urut 02 pada Selasa (30/10/2018) lalu itu dengan sinis.
Pada dunia maya orang-orang ramai membuat tagar #SaveBoyolali, biasanya disertai potongan pidato yang dipermasalahkan. Tagar itu pertama kali muncul di Twitter pada Jumat (2/11/2018) sore dan sempat jadi trending topic.
Selain di media sosial, reaksi juga muncul di dunia nyata. Tak hanya menyindir, seseorang bernama Dakun bahkan melaporkan Prabowo ke Polda Metro Jaya Jumat lalu. Ia merasa tersinggung karena menganggap Prabowo sama saja bilang kalau orang Boyolali miskin semua dan tak pernah sanggup menyewa hotel.
Dan itu bukan satu-satunya reaksi yang muncul di dunia nyata. Minggu (4/11/2018) pagi, massa berdemonstrasi di Boyolali memprotes pernyataan Prabowo. Mereka membawa beragam spanduk dan poster yang dihiasi tulisan seperti #SaveTampangBoyolali dan #2019TetapTampangboyolali. Pada poster lain tertulis “Tolak Prabowo,” “Prabowo “Harus Minta Maaf,” hingga “Tolak Rasis di Indonesia.”
Terkait hal tersebut, Prabowo menanggapi, respons masyarakat terlalu berlebihan.
"Saya kira itu berlebihan. Saya tidak ada niat [merendahkan] sama sekali. Itu bahasa saya sebagai seorang teman. Saya bercanda saat itu," lanjutnya di video yang diunggah Dahnil tersebut.
Prabowo juga menjelaskan, maksud ia bukan menghina. Ia justru empati dengan kondisi rakyat Indonesia, yang menurutnya, tengah menghadapi masalah ketidakadilan dan kesenjangan sosial.
"Saya tahu kondisi kalian, yang saya permasalahkan justru ketidakadilan, ketimpangan, kesenjangan di Indonesia semakin lebar," tambahnya.
Ia juga menekankan, sebutan ''tampang Boyolali'' adalah bagian dari candaannya dan caranya melucu.
"Demokrasi ya harus dinamis. Kalau kita tidak boleh melucu atau bercanda, ya bosen nanti [hidup kita]. Ya kalau saya tampang Bojong Koneng ya [saya terima] terima kasih," kata Prabowo sambil tertawa.
Editor: Yulaika Ramadhani