tirto.id - Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyindir industri rokok adalah bisnis yang menjanjikan keuntungan besar sebab konsumennya dari kalangan dewasa hingga anak-anak.
"Rokok ini untuk bisnis enak sekali. Pelanggannya dari anak kecil hingga orang tua. Coba bayangkan kita punya langganan selama puluhan tahun, kira-kira dampaknya bagaimana?" kata Nila di Balai Kartini, Jakarta Selatan pada Rabu (20/3/2019).
Di sisi lain, kata Nila, konsumsi rokok yang tinggi telah menyebabkan masalah kesehatan di Indonesia, terutama pada penurunan kualitas hidup warga.
"Usia harapan hidup [penduduk] kita semakin panjang, sekitar 71 sampai 74 tahun. Tapi sehatnya sampai 62 tahun. 8 sampai 9 tahun sakit-sakitan,” ujar Nila.
“Coba hitung, 9 tahun penyakitnya karena rokok itu, yang paling banyak COPD [sakit paru-paru] atau sesak. Juga sakit jantung, yang coba bayangkan ongkosnya berapa?" Dia menambahkan.
Nila mengaku, guna mengatasi masalah tingginya konsumsi rokok, Kemenkes membutuhkan dukungan kementerian dan lembaga lainnya.
Kementerian PPPA misalnya, kata dia, bisa membantu dengan aktif memberikan sosialisasi pada orang tua agar mencegah anak-anaknya merokok. Sementara Kemendikbud bisa mendorong para guru untuk tidak merokok serta mencegah peserta didiknya melakukan hal yang sama.
"Saya terang-terangan saja ini ada unsur bisnis. Kalau rokok dikonsumsi dari anak-anak hingga dewasa, tentu menguntungkan pabrik rokok. Industri juga harusnya memikirkan bagaimana jika rokok ini berdampak pada kesehatan," kata Nila.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom