Menuju konten utama

Soal Potongan Jenazah Korban Lion Air, RS Polri: Bisa Disatukan

“Kalau memang bisa disatukan, kami satukan. Kami jahit dan rekonstruksi,” kata Musyafak.

Soal Potongan Jenazah Korban Lion Air, RS Polri: Bisa Disatukan
Personel TNI menuntun perahu yang berisi puing pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Pantai Tanjung Pakis, Jawa Barat, Selasa (30/10/2018). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc.

tirto.id - Rumah Sakit Polri mengaku belum mendapat jenazah korban kecelakaan pesawat JT 610 yang utuh atau lengkap hingga Rabu (31/10/2018). Kebanyakan jenazah hanya merupakan potongan tubuh. Dari 24 kantung jenazah, ada 87 bagian tubuh yang belum dapat teridentifikasi.

Penemuan ini disampaikan oleh Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur Kombes Musyafak. Dia menyatakan bahwa pihak RS Polri mempunyai prioritas untuk melakukan identifikasi terlebih dahulu. Namun apabila ada jenazah yang disatukan bagian tubuhnya tentu hal itu akan dilakukan.

“Kalau memang bisa disatukan, kami satukan. Kami jahit dan rekonstruksi,” kata Musyafak.

Meski demikian karena sejauh ini hanya ada potongan tubuh korban dan belum tentu bisa terambil semuanya. Bila itu yang terjadi, pihak RS Polri tetap akan mengembalikan jenazah berupa potongan tubuh korban tersebut kepada keluarga.

“Sesuai DNA saja, yang cocok kami satukan, kami urus, kami kafani, kami masukan peti, dan serahkan,” tegasnya. “Untuk keluarga ada di Jakarta kita siapkan fasilitas ambulance sampai ke rumah keluarga.”

Sebetulnya proses identifikasi RS Polri dari bentuk fisik korban kecelakaan pesawat sudah mendapatkan hasil. Teridentifikasi sementara ada korban umur 3-4 tahun hingga bayi. Namun pada proses pencocokan antara data Postmortem dengan Antemortem, ada pihak yang masih belum terlalu yakin.

“[Akhirnya] diputuskan melalui tes DNA,” tegas Musyafak.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi sempat mengimbau kepada keluarga agar tidak melihat jenazah apabila nanti telah teridentifikasi dan dikembalikan oleh RS Polri. Menurutnya hal itu bisa menimbulkan trauma tersendiri.

“Tidak kami sarankan karena kondisinya seperti itu. Daripada nanti trauma psikisnya terlalu besar, kami harapkan setelah kami serahkan tidak dibuka lagi penutup jenazahnya,” kata Arthur. “Prosesnya akan seperti itu (jenazah dikembalikan meski tidak utuh asal teridentifikasi).”

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yantina Debora