Menuju konten utama

Smelter Tambang Perlu Diaudit Berlapis Cegah Kecelakaan Kerja

Jokowi menyebut operasional smelter memang pekerjaan sangat sulit, apalagi dalam proses hilirisasi terdapat tabung besar dan pemanasan sangat tinggi.

Smelter Tambang Perlu Diaudit Berlapis Cegah Kecelakaan Kerja
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua KPU Hasyim Asy'ari (ketiga kiri), Ketua Bawaslu Rahmat Bagja (ketiga kanan), Menko Polhukam Mahfud MD (kedua kanan), dan Mendagri Tito Karnavian (kiri) menghadiri rapat konsolidasi nasional kesiapan Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi insiden ledakan yang terjadi di pabrik smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.

Jokowi memahami bahwa, operasional smelter memang pekerjaan sangat sulit. Apalagi dalam proses hilirisasi di dalamnya terdapat tabung-tabung besar dan terjadi pemanasan sangat tinggi.

"Saya melihat smelter tidak sekali dua kali, sehingga yang namanya dalam pembangunan dalam pembuatan memang unsur keselamatan betul-betul harus dinomor satukan," kata Jokowi usai hadiri acara Rapat Konsolnas Kesiapan Pemilu 2024, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).

Menurut Jokowi, urusan pekerjaan di tempat ada pemanasan dan peleburan menjadi paling rawan terjadinya kecelakaan kerja. Maka sudah semestinya, kata Jokowi, dilakukan audit dan pengecekan secara berkala agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

"Jadi auditnya, checking-nya, harus didouble-in, ditriple-in, biar kejadian yang sudah satu dua kali (terjadi), tidak terjadi lagi," jelasnya,

Berdasarkan data dilansir dari Center of Economics and Law Studies (Celios), ada beberapa insiden kecelakaan kerja di smelter-smelter nikel milik Cina di Indonesia sebelumnya. Pertama di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah: 18 insiden, 15 orang meninggal dunia, 3 orang bunuh diri, 41 korban luka (tahun insiden: 2018, 2019,2020, 2021, 2022)

Kedua PT Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera Tengah, Maluku Utara: 9 insiden, 4 orang meninggal dunia, 3 orang bunuh diri, 18 korban luka (tahun insiden: 2021 dan 2022).

Ketiga PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Konawe, Sulawesi Tenggara: 9 insiden, 7 korban meninggal dunia, 2 orang bunuh diri (tahun kejadian 2015,2018, 2019, 2020, 2021 dan 2022)

Keempat PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali utara, Sulawesi Tengah: 10 insiden, 8 orang meninggal dunia, 2 orang bunuh diri, 3 korban luka (tahun insiden: 2020, 2022 dan 2023).

Kelima PT Obsidian Stainless Steel, Konawe, Sulawesi Tenggara: 3 insiden, 2 orang meninggal dunia, 5 orang korban luka (tahun kejadian: 2020, 2021, dan 2022).

Proses Investigasi Masih Berlanjut

Jokowi melanjutkan, untuk saat ini proses investigasi penyebab terjadinya ledakan di masih terus berlanjut dan melibatkan melibatkan pihak kepolisian.

"Semuanya masih dalam proses investigasi dari kepolisian, nanti tanyakan langsung kepada pak Kapolri," ujar Jokowi.

Dalam kesempatan sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Purnomo menyampaikan bahwa sampai dengan hari ini, proses pemeriksaan masih terus dilakukan. Baik melibatkan laboratorium forensik, demikian juga pemeriksaan dari reserse gabungan dari Polda dan Bareskim.

"Jadi ditunggu saja hasilnya. [Investigasi] masih berjalan," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap insiden ledakan yang terjadi di pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.

Luhut memimpin rapat koordinasi yang dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja, Kementerian Perindustrian, Kepala Staf Umum TNI, Kapolda Sulawesi Tengah, Badan Pemelihara Keamanan Polri, dan pemangku kepentingan daerah. Dalam kesempatan tersebut, dia menekankan kepada semua Kementerian/Lembaga untuk menangani masalah ini dengan serius.

"Saya ingin mengingatkan bahwa negara kita memiliki regulasi yang jelas dan tegas. Siapapun yang melanggar akan dihadapkan pada hukum yang berlaku. Ini bukan hanya tanggung jawab Polri, tetapi semua K/L terkait harus bekerja sama dalam upaya penegakan ini,” ucap Luhut dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).

Luhut meminta Kapolda Sulawesi Tengah untuk menyelesaikan investigasi dalam waktu dua minggu. Ia juga meminta tindakan tegas dari Polri terhadap setiap pelanggaran hukum yang teridentifikasi.

"Saya minta Polri bertindak cepat dan tegas apabila ada bukti pelanggaran oleh perusahaan. Kejadian serupa di GNI tahun lalu sudah menjadi pelajaran bahwa kita serius dalam menegakkan hukum demi keselamatan pekerja. Pokoknya kita tidak mau main-main dengan keselamatan manusia,” kata Luhut.

Baca juga artikel terkait LEDAKAN TUNGKU SMELTER atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang