Menuju konten utama

Situs Resmi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Diretas

Situs Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di-deface oleh seorang peretas yang menampilkan sebuah grafis dan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa, lengkap dengan latar belakang lagu dari penyanyi religi Opick.

Situs Resmi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Diretas
Capture website milik STF Driyarkara Jakarta, Minggu (28/5). Foto/capture www.driyarkara.ac.id

tirto.id - Pada Minggu (28/5/2017) situs resmi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di-deface oleh seorang peretas. Saat dikunjungi, situs resmi kampus tersebut menampilkan sebuah grafis dan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa, lengkap dengan latar belakang lagu dari penyanyi religi Opick.

Hingga berita ini diturunkan, upaya penanggulangan oleh STFD masih dilakukan. "Belum bisa (diatasi)," kata Romo Simon Petrus Lily Tjahjadi selaku Rektor STFD saat dihubungi Tirto.

"Besok ditangani tim IT kami," imbuhnya.

Sekolah Tinggsi Filsafat Driyarkara (STFD) merupakan perguruan tinggi yang berlokasi di Jakarta dan berdiri sejak 2 Februari 1969. STFD dinamai menurut nama tokoh yang mencita-citakan didirikannya sekolah tinggi filsafat di Jakarta, almarhum Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara, S.J., guru besar filsafat di Universitas Indonesia dan IKIP Sanata Dharma. Ia wafat di awal 1967.

Di situs resmi STFD si peretas mengaku bernama MrKeyzID Ft. WithoutName. Tak jelas apa motif di balik peretasan tersebut. Mengacu pada halaman utama yang diretas, pelaku mengungkapkan bahwa pemilik dan pengakses (khususnya webmaster) situs tersebut tidak perlu panik. Mereka hanya mencoba melakukan tes terhadap situs tersebut.

Belakangan ini aksi peretasa situs resmi sebuah lembaga negara, lembaga pendidikan, lembaga bisnis, maupun pihak-pihak lain memang sedang marak terjadi. Situs Telkomsel, Tempo, dan beberapa institusi pemerintahan menjadi serangan para peretas. Disinyalir situs-situs tersebut kurang peka terhadap sistem keamanannya sendiri.

Aksi peretasan tersebut lebih ke arah aksi deface. Jurnal bertajuk "Hactivism and the Future of Political Participation" mengungkapkan bahwa deface merupakan "political motivated hacked" atau peretasan bermotif politis. Aksi ini umumnya tidak menimbulkan dampak teknis yang serius.

Baca juga artikel terkait PERETASAN SITUS atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Hukum
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Akhmad Muawal Hasan