Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Situasi Terkini Konflik China-Taiwan: Mungkinkah Ada Potensi Perang

China menerbangkan 25 jet tempur dan mempertontonkan kekuatan militer di ujung selatan Taiwan.

Situasi Terkini Konflik China-Taiwan: Mungkinkah Ada Potensi Perang
Kendaraan militer Taiwan melakukan parade saat perayaan Hari Nasional di depan Gedung Kepresidenan di Taipei, Taiwan, Minggu, 10 Oktober 2021. FOTO/AP Photo/Chiang Ying-ying

tirto.id - Dalam beberapa pekan terakhir, China telah meningkatkan tekanan kepada Taiwan dengan cara menerbangkan belasan pesawat tempurnya di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri. Banyak yang berspekulasi kalau itu bakal meningkatkan potensi konflik di negara itu.

Tapi tampaknya, CNN melaporkan, topik pembicaraan di sebuah taman ibukota Taiwan pada Kamis, tidak terlalu mengarah pada potensi konflik kedua negara itu. Huang dan Chang, dua nenek berusia 80-an mengatakan, perang bukanlah sesuatu yang mereka khawatirkan.

"Kami tidak khawatir sama sekali. Ancaman selalu ada, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika itu akan terjadi, itu sudah terjadi sejak lama," kata Nenek Huang. Pernyataan itu tentu berbanding terbalik dengan manuver militer baru-baru ini di Selat Taiwan.

Meskipun kondisi tampak mengkhawarikan, seperti dilaporkan scroll.id, konsensus di antara para ahli militer mengatakan, China belum siap untuk melakukan kampanye militer demi menduduki Taiwan.

China bisa saja dengan mudah menyerang pulau itu dengan serangan udara dan rudal. Selain itu, mereka juga bisa memakai kekuatan angkatan laut dan serangan siber untuk memutus Taiwan dari dunia luar.

Setidaknya ada dua sumber yang berspekulasi. Pertama, China bisa jadi belum siap untuk meluncurkan serangan amfibi habis-habisan di pulau itu. Sebab, akan mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak.

Hal kedua yang jadi pertimbangan adalah respons AS terhadap China. Meskipun perencana militer di Beijing merasa pasukan China memiliki beberapa tingkat keunggulan lokal, tapi belum diketahui apakah AS bersedia meningkatkan konflik apabila menyangkut bantuan Taiwan.

Selain itu, setiap intervensi militer China untuk memaksa penyatuan Taiwan dengan daratan berpotensi menimbulkan risiko bencana terkait tujuan ekonomi dan kebijakan luar negeri China yang lebih luas.

Awal Mula Konflik China dan Taiwan

Awal mula munculnya kembali konflik itu dimulai pada 1 Oktober saat memperingati hari nasional. China menerbangkan 25 jet tempur dan pesawat tempur serta mempertontonkan kekuatan militer di ujung selatan Taiwan, bahkan 56 pesawat tempur China ikut menguji pertahanan udara Taiwan.

New York Times melaporkan, jet Taiwan kemudian bergegas mengikuti, sedangkan Amerika Serikat memperingatkan kepada China kalau "aktivitas militer yang provokatif" itu bisa merusak "perdamaian dan stabilitas regional."

Namun China tak terlalu mengindahkan peringatan itu. Saat pengontrol lalu lintas udara tempur Taiwan mengirim radio ke satu pesawat China, pilot menolak dan memberikan kata-kata yang tak enak di hati petugas Taiwan.

Pemimpin China, Xi Jinping mengatakan pada hari Sabtu bahwa kemerdekaan Taiwan “adalah ancaman besar yang mengintai bagi peremajaan nasional.” Ia mengatakan, China menginginkan penyatuan damai.

“Tidak ada yang boleh meremehkan tekad yang teguh, kemauan yang kuat, dan kemampuan yang kuat dari orang-orang China untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” kata dia seperti dikutip New York Times.

Di sisi lain, Antara News melaporkan, Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wei mengatakan, negaranya akan terus memperkuat pertahanannya untuk memastikan tak satu pun negara lain bisa memaksanya tunduk pada aturan yang ditetapkan China.

Tsai melakukan pidato dalam pawai Hari Nasional, sembari berharap ketegangan di Selat Taiwan bisa mereda. Meski mengatakan Taiwan tidak akan gegabah tapi dia menolak tunduk kepada China. "Namun tak akan ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan," kata dia seperti dikutip Reuters.

Baca juga artikel terkait KONFLIK CHINA-TAIWAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya