tirto.id - Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan, ketegangan antara negaranya dengan China adalah yang terburuk dalam 40 tahun terakhir. Pernyataan itu ia sampaikan setelah China mengirim jet militer ke zona pertahanan udara Taiwan selama empat hari berturut-turut.
Seperti diwartakan BBC, Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, sedangkan Cina memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Zona pertahanan udara Taiwan meluas di atas area yang mencakup Selat Taiwan dan sebagian besar daratan China. Oleh sebab itu, Taiwan mengganggap jet yang melintasi garis tidak resmi antara China dan Taiwan sebagai serangan.
Menteri Chiu Kuo-cheng memperingatkan kalau China mampu melakukan invasi skala penuh ke pulau itu di tahun 2025. Sebagai komite parlemen di Taipe, dia juga mempertimbangkan tagihan pembelanjaan pertahanan multi-miliar dolar untuk membangun rudal dan kapal perang.
Sementara itu, Independent melaporkan, media pemerintah China memperingatkan bahwa ancaman perang adalah "nyata" dan "dapat dipicu kapan saja". Sebab, hubungan China dan Taiwan memburuk dan terjadi ketegangan militer yang meninggi.
Pada hari Senin lalu, sebanyak 56 pesawat tempur China menyusup ke wilayah udara Taiwan. Hal itu mendorong kementerian pertahanan mengeluarkan peringatan. Unjuk kekuatan itu dilakukan oleh pesawat milik Tentara Pembebasan Rakyat selama empat hari berturut-turut, dengan sekitar 148 pesawat China melanggar batas wilayah udara pulau itu.
Taiwan menggambarkan serangan ini sebagai "tindakan provokatif yang tidak bertanggung jawab". Sementara AS, Jepang dan Australia mendesak China untuk mengakhiri ancaman militernya.
Taiwan memisahkan diri dari daratan ketika komunis merebut kekuasaan pada tahun 1949. Analis telah memperingatkan kalau Beijing menjadi semakin khawatir kalau pemerintah Taiwan sedang menggerakkan pulau itu menuju deklarasi kemerdekaan formal dan ingin menghalangi Presidennya Tsai Ing-wen dari mengambil langkah apa pun ke arah itu.
Editor: Iswara N Raditya