Menuju konten utama
Sejarah Mangkunegaran

Silsilah Mangkunegara X dan Dinamika Penobatan Raja Muda Solo

Dinamika penobatan KGPAA Mangkunegara X dan sejarah singkat silsilah Kadipaten Mangkunegaran.

Silsilah Mangkunegara X dan Dinamika Penobatan Raja Muda Solo
Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo resmi menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X melalui acara pengukuhan di Pura Mangkunegaran Surakarta, Sabtu (12/3/2022). ANTARA/Aris Wasita

tirto.id - Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X selaku pemimpin Pura Mangkunegaran di Surakarta memperingati ulang tahun kenaikan takhta atau Tinggalan Jumenengan Dalem pada Rabu 1 Maret 2023 lalu. Mangkunegara X telah resmi setahun dinobatkan sebagai pemimpin Kadipaten Mangkunegaran.

Mangkunegara X adalah adipati (sebutan raja untuk praja/kadipaten) ke-10 dalam silsilah Pura Mangkunegaran di Surakarta alias Solo. Istana Mangkunegaran didirikan Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa pada 1757 yang bergelar KGPAA Mangkunegara I.

Adapun Kadipaten Mangkunegaran merupakan salah satu dari 4 kerajaan pecahan Mataram Islam selain Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo serta Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta.

Keberadaan Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran masih diakui eksistensinya sebagai salah satu lembaga adat. Namun, ada sedikit yang membedakan dengan Kasultanan Yogyakarta dan Pura Pakualaman.

Di Yogyakarta, Sultan dan Pakubuwana yang sedang bertakhta mendapat hak politik dan pemerintahan, serta secara otomatis diangkat sebagai gubernur dan wakil gubernur. Sedangkan di Surakarta tidak demikian.

Sejarah Singkat Kadipaten Mangkunegaran

Kadipaten Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa berdasarkan Perjanjian Salatiga tanggal 17 Maret 1757.

'

Sebelumnya, wilayah Kesultanan Mataram Islam lebih dulu terpecah menjadi 2 kerajaan, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta lewat Perjanjian Giyanti pada 17 Februari 1755.

Mangkunegaran resmi menjadi kerajaan ketiga dengan status kadipaten atau praja dan dipimpin oleh seorang Adipati. Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa dinobatkan dengan gelar KGPAA Mangkunegara I.

Istana Mangkunegara -dan Pakualaman di Yogyakarta yang berdiri sejak 17 Maret 1813 kemudian disebut kadipaten atau pura. Ini berbeda dengan Sultan Yogyakarta dan Sunan Surakarta menyebut istananya sebagai keraton.

Kendati begitu, kedudukan adipati di Mangkunegaran maupun Pakualaman memiliki otoritas setara raja. Adipati berhak atas wilayahnya sendiri sebagaimana Sultan Yogyakarta atau Susuhunan Surakarta.

Silsilah Keluarga Mangkunegara X

GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo atau Mangkunegara X lahir tanggal 29 Maret 1997. Ia merupakan putra sulung KGPAA Mangkunegara IX dari permaisuri, Prisca Marina Haryogi Supardi yang kemudian bergelar Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.

Prisca Marina merupakan putri dari Letjen (Purn) Haryogi Supardi yang pernah menjabat sebagai Pangdam XVI/Udayana (1972-1974), Sekjen Departemen Pertahanan dan keamanan (1983-1987), hingga Duta Besar RI untuk Jepang (1987-1991).

Dari Prisca Marina, KGPAA Mangkunegara IX memperoleh dua orang anak, yakni GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dan GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo

Perkawinan dengan Prisca Marina yang berlangsung pada 1990 merupakan pernikahan kedua bagi KGPAA Mangkunegara IX. Sebelumnya, Mangkunegara IX pernah menikah dengan Sukmawati Sukarnoputri, salah satu putri Presiden RI pertama, Ir. Sukarno.

Pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Sukmawati Sukarnoputri yang berakhir pada 1983 dikaruniai dua orang anak, yaitu GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro dan GRA Putri Agung Suniwati atau Menur.

Dari anak-anak KGPAA Mangkunegara IX, yang kemudian dinobatkan sebagai pemimpin Kadipaten Mangkunegara selanjutnya adalah GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo bergelar KGPAA Mangkunegara X.

Berikut ini silsilah kepemimpinan Kadipaten Mangkunegara sejak awal berdiri hingga sekarang:

  1. KGPAA Mangkunegara I (1757-1795)
  2. KGPAA Mangkunegara II (1796-1835)
  3. KGPAA Mangkunegara III (1835-1853)
  4. KGPAA Mangkunegara IV (1853-1881)
  5. KGPAA Mangkunegara V (1881-1896)
  6. KGPAA Mangkunegara VI (1896-1916)
  7. KGPAA Mangkunegara VII (1916-1944)
  8. KGPAA Mangkunegara VIII (1944-1987)
  9. KGPAA Mangkunegara IX (1887-2021)
  10. KGPAA Mangkunegara X (2022-Sekarang)

Dinamika Penobatan Mangkunegara X

Tanggal 13 Agustus 2021, KGPAA Mangkunegara IX wafat. Saat itu Pura Mangkunegaran yang belum memiliki putra mahkota sehingga mengalami kekosongan takhta selama setengah tahun.

Tanggal 1 Maret 2022, otoritas Kadipaten Mangkunegaran mengumumkan bahwa yang akan melanjutkan takhta adalah GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, putra KGPAA Mangkunegara IX dari permaisuri.

Penobatan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegara X dilangsungkan pada 12 Maret 2022 dan sempat mengalami sejumlah dinamika.

Selain masih sangat muda, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo bukan putra tertua KGPAA Mangkunegara IX meskipun lahir dari permaisuri.

Kendati begitu, dalam sejarah suksesi Kadipaten Mangkunegaran, tak ada paugeran (hukum adat) yang pasti soal putra mahkota. Semua putra raja/adipati memiliki peluang yang sama untuk naik takhta.

Istana Mangkunegaran

Puro Mangkunegaran. FOTO/puromangkunegaran.com/

Tak hanya itu. GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo awalnya juga diragukan bisa dinobatkan sebagai Adipati Mangkunegaran lantaran ia dikabarkan bukan seorang muslim, mengikuti agama yang dianut keluarga besar ibundanya.

Persoalan agama ini menjadi perhatian lantaran Kadipaten Mangkunegaran merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram Islam, dan pemimpinnya tentu saja harus seorang muslim seperti halnya raja-raja terdahulu.

Terlepas dari segala dinamikanya, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo akhirnya bertakhta sebagai KGPAA Mangkunegara X. Ia dikabarkan juga telah memeluk agama Islam sebelum dinobatkan.

Kiprah Mangkunegara X sebagai Raja Muda di Solo

KGPAA Mangkunegara X yang bertakhta pada usia 24 tahun langsung melakukan sejumlah gebrakan yang tak biasa, termasuk membuka Istana Mangkunegaran untuk masyarakat luas.

Keterbukaan lain ditunjukkan Mangkunegara X dalam upaya pelestarian dan memodernkan Pura Mangkunegaran untuk mendorong pariwisata di Solo.

Pada 2022, Kota Solo menjadi salah satu tuan rumah pertemuan delegasi G20 Trade Industry and Investment Working Group (TIIWG) 2022. Kadipaten Mangkunegaran ikut menyukseskan acara tersebut sebagai tempat acara Gala Dinner G20.

Langkah yang sama dilakukan saat ASEAN Para Games XI 2022. Pura Mangkunegaran menjadi tempat menjamu para tamu dalam Welcome Dinner ASEAN Para Games pada Juli 2022.

Selain itu, Pura Mangkunegaran mulai terbuka terhadap aktivitas wisata dengan membuka kegiatan kelas tari, foto busana adat, hingga pembuatan makanan khas apem Mangkunegaran.

KGPAA Mangkunegara X juga menyediakan Istana Mangkunegaran sebagai salah satu tempat menggelar rangkaian acara ngunduh mantu pernikahan putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, dengan Erina Gudono, pada Desember 2022 lalu.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Iswara N Raditya