Menuju konten utama

Siasat Tak Efektif Menghilangkan Bau Kali Item Jelang Asian Games

Setelah kain waring, kini Pemprov DKI menggunakan cairan penetral bau untuk Kali Item. Apakah efektif?

Siasat Tak Efektif Menghilangkan Bau Kali Item Jelang Asian Games
Petugas membersihkan Kali Item yang tertutup kain waring atau jaring di kawasan Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (21/7). Pakar limnologi LIPI Gadis Sri Haryani mengatakan langkah Pemprov DKI menutup permukaan Kali Item untuk mengurangi bau tidak sedap saat berlangsungnya Asian Games 2018, dinilai kurang efektif dan mengurangi nilai estetika. ANTARA/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengupayakan berbagai cara untuk menghilangkan bau dari Kali Item di Kemayoran, Jakarta Pusat yang lokasinya dekat wisma atlet. Beberapa cara ditempuh demi menyambut perhelatan akbar Asian Games 2018 pada 18 Agustus sampai 2 September agar menyelamatkan muka ibu kota sebagai tuan rumah.

Setelah kain waring hitam, kini Pemprov DKI berupaya dengan cara lain yaitu cairan penetral bau. Pada Jumat (27/9/2018) Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan bakal "melakukan penyemprotan untuk mengurangi bau" di Kali Item.

Teguh mengatakan cairan ini memang seperti pewangi, tapi kurang tahu persis teknis penerapannya seperti apa. Pernyataan ini kemudian diralat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sehari setelahnya. Ia mengatakan material yang disemprotkan itu bukan sejenis pewangi, tapi penetralisir bau. "Penghilang bau dan pewangi itu beda," katanya.

Pakar limnologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gadis Sri Handayani mengatakan penetral bau atau waring kurang efektif menghilangkan aroma bau. Menurutnya hal tersebut tidak tepat karena ada kemungkinan penetral bau yang dimaksud adalah cairan kimia.

"Untuk lingkungan memang sebaiknya menghindari bahan kimia," ujar ahli perairan darat ini kepada Tirto.

Menurut Gadis, yang pertama-tama perlu dilakukan jika hendak membenahi Kali Item secara menyeluruh adalah menyelidiki dulu sumber bau. Apakah disebabkan karena limbah domestik, atau industri rumahan. Pendekatan untuk keduanya berbeda.

Jika sumber masalah adalah kegiatan domestik (sampah rumah tangga), maka solusinya adalah ada semacam fasilitas pengolahan limbah terpadu. Sementara jika masalahnya adalah industri rumahan, maka pemerintah perlu menggalakkan pelaku industri untuk menggunakan teknologi pengolahan limbah.

Setelahnya baru penataan yang lebih menyeluruh dapat dilakukan. Gadis merekomendasikan agar Pemprov DKI mengkombinasikan beragam teknologi yang ada, harganya murah atau yang mahal. Jika hanya pakai satu solusi, katanya, tak akan efektif karena masing-masing punya keterbatasan.

Gadis juga menganjurkan agar dibuat tempat pengolahan limbah khusus. Dengan demikian, limbah akan terurai sebelum akhirnya dibuang ke kali.

Ia tak otomatis memvonis Pemprov DKI tidak becus karena mengelola kali dengan cara-cara instan seperti ini. Menurutnya apa yang dilakukan Pemprov DKI memang hanya untuk sementara. "Darurat untuk Asian Games," katanya.

Anies sendiri mengakui tindakan ini memang solusi jangka pendek. Jangka panjangnya adalah menggunakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

Sementara itu, Kepala Balai Pengembangan Instrumen (BPI) LIPI Anto Tri Sugiarto mengatakan penyelesaian masalah kali harus memperhatikan aspek teknologi biologi, fisika, dan kimia baik lewat cara konvensional maupun yang canggih.

Salah satu yang dapat diandalkan adalah integrated floating wetland, teknologi yang membenahi kondisi perairan menggunakan pendekatan ekosistem. Dalam penerapannya, integrated floating wetland memerlukan medium untuk menjadi tempat tanaman yang menyumbang oksigen hidup dan tumbuh. Oksigen ini kelak akan menghidupkan bakteri pengurai limbah sehingga sungai menjadi bersih.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Defny Holidin, menilai kebijakan yang dibuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta jelang Asian Games itu wajar karena waktu yang kian mepet.

"Dari segi substansi tidak ada masalah," katanya kepada Tirto.

Setelah segala gegap gempita Asian Games selesai, katanya, tak boleh hanya pemerintah daerah yang bekerja, tapi juga pemerintah pusat. Ia mengimbau agar pemerintah pusat tak mengambil langkah dari nol, karena seolah-olah membuat pemerintah daerah selama ini tidak melakukan apa-apa.

"Masalah Kali Item adalah akumulasi dari perkembangan pengelolaan kali selama ini," katanya.

Infografik Kali Item Jelang Asian Games

Baca juga artikel terkait ASIAN GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Rio Apinino