tirto.id - Dewi Amaterasu dikaitkan dengan sunscreen setelah brand lokal produsen sunscreen menamai diri mereka Amaterasun. Lalu, siapa sebenarnya Dewa Amatersu?
Amaterasun adalah brand lokal yang didirikan oleh Irene Ursula, yang juga merupakan pendiri dari brand kosmetik Somethinc. Amaterasun didirikin sejak pertengahan tahun 2023 lalu.
Amaterasun menawarkan produk sunscreen berbagai jenis kulit mulai dari normal, berminyak, hingga sensitif. Produk Amaterasun terdiri dari beragam varian tingkat perlindungan, mulai dari SPF 40++, 43, hingga 50++.
Melansir laman resminya, Amaterasun mengklaim produk mereka dapat mencegah kerusakan DNA pada kulit. Kemudian, penggunaannya dapat melindungi kulit dari paparan UVA, UVB, blue light, dan infrared.
Sunscreen ini dikatakan juga dapat menangkal polusi dan radikal bebas, membantu melembapkan, dan menangkan kulit. Dikalim memiliki aroma yang wangi, mudah menyerap, dan tidak lengket.
Berdasarkan teksturnya, produk auncreen dari Amaterasun terdiri dari tiga jenis yaitu berbentuk krim, serum, dan transparan. Suncreen Amaterasun dapat digunakan untuk wajah dan tubuh secara keseluruhan.
Siapa Dewi Amaterasu?
Amaterasu dalam bahasa Jepang berarti “Keilahian Agung yang menerangi Surga” adalah nama dari dewa perempuan alias dewi matahari surgawi. Amaterasu merupakan sosok dewi yang penting dalam kepercayaan Shinto. Keluarga kekaisaran Jepang mengklaim diri mereka sebagai keturunan dari Amaterasu.
Amaterasu diyakini sebagai dewi yang melambangkan cahaya, kebaikan, dan kelahiran kembali. Menurut legenda, Amaterasu adalah dewi yang menguasai langit dan memberikan cahaya kepada dunia. Dalam cerita-cerita mitologis, tindakan Amaterasu seringkali memiliki pengaruh besar terhadap alam semesta dan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Jepang.
Britannica menulis, diceritakan dalam kepercayaan Shinto, Amaterasu lahir dari mata kiri ayahnya, Izanagi, yang menganugerahkan kalung permata kepadanya dan menempatkannya sebagai penanggung jawab Takamagahara atau “Dataran Tinggi Langit", tempat tinggal semua dewa dewi.
Melansir laman Michigan State University, dewi matahari Amaterasu, dan saudaranya Tsukuyomi, dewa bulan menikah. Suatu hari, Uke Mochi "Dewi yang Melindungi Makanan", dewi makanan dan memasak, mengundang Amaterasu untuk makan bersama.
Amaterasu tidak bisa datang, jadi dia mengirim Tsukuyomi untuk mewakilinya. Begitu Tsukuyomi tiba, Uke Mochi mulai menyiapkan makanan, Uke Mochi berubah menjadi lautan dan memuntahkan ikan, menghadap ke hutan dan memuntahkan hewan buruan, lalu berubah menjadi sawah dan menanak nasi.
Makanan tersebut terlihat lezat, tetapi Tsukuyomi sangat jijik dengan cara Uke Mochi menghasilkan makanan sehingga dia membunuhnya. Tubuhnya kemudian menghasilkan lebih banyak makanan: jawawut, kacang-kacangan, lebih banyak beras dan daging, dan bahkan ulat sutra.
Ketika Tsukuyomi pulang ke rumah, dia memberi tahu Amaterasu apa yang telah terjadi. Amaterasu sangat marah kepada Tsukuyomi karena telah membunuh Uke Mochi, sehingga ia mencapnya sebagai dewa jahat dan memutuskan hubungan dengannya. Dia kemudian pindah ke bagian langit yang berbeda, dan itulah sebabnya mengapa siang dan malam sekarang terpisah.
Amaterasu memiliki persaingan yang sudah berlangsung lama dengan saudaranya yang lain, Susano'o. Ayah mereka, Izanagi, memerintahkan Susano'o untuk meninggalkan langit. Susano'o pergi ke Amaterasu untuk mengucapkan selamat tinggal, tapi dia curiga padanya.
Dia mengajukan sebuah tantangan untuk membuktikan ketulusannya: mereka harus mengambil sebuah benda dari satu sama lain dan menciptakan dewa-dewi dari benda tersebut. Susano'o menciptakan lima dewa laki-laki dari kalung Amaterasu, dan dia menciptakan tiga dewa perempuan dari pedangnya.
Amaterasu mengklaim bahwa dia telah menang, karena lima dewa laki-laki lahir dari kalungnya, dan ini membuat Susano'o marah. Diliputi kemarahan, dia menghancurkan sawah Amaterasu dan melemparkan seekor kuda raksasa ke alat tenunnya, yang menewaskan pelayan kesayangannya.
Amaterasu sangat marah dan mengusir Susano'o dari surga; Dia kemudian bersembunyi di balik ama-no-iwato "gua batu surgawi". Dengan kepergian sang dewi matahari, dunia pun jatuh ke dalam kegelapan.
Dengan tidak adanya cahaya di dunia dan roh-roh jahat di mana-mana, semua dewa bekerja sama untuk mencari cara agar Amaterasu meninggalkan gua. Mereka akhirnya menemukan sebuah rencana.
Ayam jantan dilepaskan di dekat pintu masuk untuk mengelabui Amaterasu agar mengira bahwa fajar telah tiba. Sebuah pohon juga diletakkan di dekat gua dan ditutupi dengan magatama, manik-manik melengkung tradisional Jepang, dan cermin besar yang indah.
Kemudian para dewa mengadakan pesta di luar gua. Akhirnya, seorang dewi mulai menari. Tariannya sangat menghibur sehingga para dewa lainnya memenuhi tempat itu dengan tawa. Mendengar kegembiraan di luar, Amaterasu mengintip dari balik batu besar, dan terkesima dengan bayangannya sendiri di cermin.
Setelah gua cukup terbuka, beberapa dewa yang kuat menarik batu besar itu dan mengeluarkannya dari gua. Mereka menyuruhnya untuk tidak bersembunyi lagi, dan dunia dipenuhi dengan cahaya lagi.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra