Menuju konten utama

Siap-siap, Pemerintah Bakal Cabut Sebagian Insentif Investasi

Pemerintah akan mencabut sebagian insentif investasi, hal itu dilakukan seiring meningkatnya investasi di luar Jawa.

Siap-siap, Pemerintah Bakal Cabut Sebagian Insentif Investasi
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus Ketua Dewan Kehormatan BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia menyampaikan sambutan saat Rapat Tim Perumus Pleno Munas XVII HIPMI di Badung, Bali, Sabtu (7/1/2023).ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/tom.

tirto.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah akan mencabut sebagian insentif investasi. Hal itu dilakukan seiring meningkatnya investasi di luar Jawa.

Dia menjelaskan pemerintah akan selektif memberikan pertambahan pendapatan bagi negara, terlebih setelah industri atau pembangunan telah berjalan masif dan memberikan dampak signifikan.

“Contoh, pembangunan smelter NPI (nickel pig iron) nikel yang nilai tambahnya belum di atas 50 persen, itu tidak lagi kita memberikan tax holiday. Jadi jangan dianggap semua industri yang kita layani, kita berikan tax holiday. Kita harus sudah selektif dalam rangka memberikan pertambahan pendapatan kepada negara,” kata Bahlil dikutip dari Antara, Jumat (21/7/2023).

Dia menuturkan, hal yang sama juga akan diberlakukan untuk sektor lainnya, termasuk terkait pembangunan di luar Jawa. Bahlil menjelaskan sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun Indonesiasentris, maka pembangunan juga didorong hingga ke luar Jawa dengan tambahan insentif untuk menarik minat investasi.

Dia mengklaim, sejak triwulan ketiga 2020, realisasi investasi di luar Jawa kini stabil lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi di Jawa. Per triwulan II 2023, realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp182 triliun atau menempati 52 persen dari total realisasi investasi sepanjang periode April-Juni 2023 yang sebesar Rp349,8 triliun. Adapun realisasi investasi di Jawa mencapai Rp167,8 triliun atau 48 persen dari total realisasi investasi.

Secara kumulatif sepanjang Januari-Juni 2023, realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp354,9 triliun (52,3 persen), sedangkan realisasi investasi di Jawa mencapai Rp323,8 triliun (47,7 persen).

“Sejak 2020 kuartal III, atau selama 12 triwulan berturut-turut, investasi luar Jawa itu lebih banyak. Dan ini mencerminkan bahwa hasil pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jokowi dan JK (Jusuf Kalla) ini sekarang dampaknya. Jadi memang membangun Indonesia ini tidak bisa bim salabim. Harus by design, konsepnya terukur dan caranya pun harus betul-betul pas,” tuturnya

Untuk diketahui, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi periode Januari-Maret (kuartal I) 2023 sebesar Rp328,9 triliun. Posisi ini meningkat sebesar 16,5 persen dibanding dengan periode yang sama pada 2022 dan menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 384.892 orang.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia merinci, realisasi investasi tersebut berasal dari kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan mencapai Rp177,0 triliun atau 53,8 persen. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp151,9 triliun atau 46,2 persen dari capaian investasi periode ini. Bahlil meyakini bahwa tingkat kepercayaan dunia usaha internasional kepada Indonesia masih tetap baik dan bahkan menunjukkan peningkatan sebanyak 20,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

”Kami terus mengawal investasi di sektor strategis yang memberikan nilai tambah, seperti hilirisasi sumber daya mineral," kata Bahlil dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Baca juga artikel terkait INSENTIF INVESTASI atau tulisan lainnya dari Antara

tirto.id - Bisnis
Penulis: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin