Menuju konten utama

Sheet Mask Selfie, Gaya Selfie Masa Kini

Face sheet mask, salah satu jenis masker yang populer karena selfie.

Sheet Mask Selfie, Gaya Selfie Masa Kini
Sebanyak 1213 orang memakai face sheet mask secara bersamaan memecahkan rekor dunia di Taipei, Taiwan. REUTERS/Pichi Chuang

tirto.id - Dua bulan terakhir, Melissa Isakh punya aktivitas baru tiap malam. Setelah anak lelakinya yang berusia empat tahun tidur, ia menyempatkan diri untuk mengikuti "7 days mask challenge", yakni aktivitas mengenakan masker wajah pada malam hari selama tujuh hari berturut-turut. Kegiatan tersebut populer di panggung media sosial seperti Instagram dan YouTube.

Melissa tergerak ikut setelah menyaksikan melihat beberapa vlogger dan selebgram memposting video dan foto diri saat melakukan aktivitas tersebut. “Caranya sederhana. Bisa dilakukan sambil menonton televisi dan bersantai. Buat saya, menggunakan masker wajah bagaikan berendam di dalam bathtub. Efeknya menenangkan. Wajah saya terasa lebih halus,” kata Melissa yang selalu mengunggah video ke akun Instagram begitu selesai mengaplikasikan masker wajah.

Di setiap video, Melissa menyebut jenis masker yang dikenakan, yaitu face sheet mask. Shilpa Agarwal, dokter kecantikan, menyatakan bahwa face sheet maskadalah masker berbentuk serupa lembaran kerta yang terbuat dari lembaran kapas dengan campuran serum atau bahan dasar lain yang mengandung sejumlah komponen lainnya untuk mengatasi berbagai masalah kulit.

“Saya hanya berani menggunakan face sheet mask yang berfungsi untuk melembapkan kulit. Saya membeli beberapa masker dengan campuran buah-buahan supaya bisa merasakan aroma yang berbeda. Setelah browsing internet, jenis masker tersebut relatif aman digunakan setiap hari. Jenis masker lain dengan fungsi khusus seperti penangkal tanda-tanda penuaan dan pencegah jerawat hanya boleh digunakan paling tidak tiga kali dalam satu minggu,” ujar Melissa yang membeli masker merek Korea dengan harga belasan ribu rupiah.

Face sheet mask ialah jenis masker yang populer di kawasan Asia sejak tahun 2015. Sharon Kwek, Senior Innovation and Insight Analyst, Beauty and Personal Care at Mintel berkataSheet mask telah sukses masuk ke pasar Asia. Pengguna masker ini paling banyak ada di Asia Utara, yang tak lain mencakup tiga pasar besar produk perawatan wajah, yaitu Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.”

Asia Pasifik menjadi pasar terbesar (76%) dari seluruh produk face sheet mask yang diluncurkan sepanjang 2016. Tujuh puluh lima persen konsumer di Tiongkok menggunakan sleep mask di malam hari. Lima puluh tiga persen warga Tiongkok percaya bahwa masker wajah ialah produk perawatan wajah terbaik. Lima puluh sembilan persen wanita Tiongkok yang berusia 30-39 tahun merasa bahagia setelah menggunakan face sheet mask. Peringkat Tiongkok di pangsa pasar face sheet mask disusul oleh Eropa dan Amerika.

Pada tahun 2015, Mintel juga pernah melakukan penelitian khusus tentang produk masker wajah di Tiongkok. Hasil penelitian Mintel memprediksikan penjualan produk masker wajah akan meningkat sebanyak 15% sampai tahun 2021. “Bertambahnya penggunaan masker wajah di Asia disebabkan oleh kemampuan produk tersebut dalam menawakan berbagai keuntungan bagi konsumer. Permintaan konsumer terhadap produk inovatif membutuhkan respon dinamis dari berbagai merek produk masker wajah.”

Respons dinamis itu nampak terjadi di Korea Selatan. Para produsen lini kecantikan di negeri ginseng tersebut mencoba menyatukan tren selfie dan produk kecantikan dengan melansir desain face sheet mask yang atraktif. Hasilnya? Foto selfie dengan berbagai bentuk masker wajah menjadi tren.

Refinery29 mewawancara Charlotte Cho, pendiri e-commerce kecantikan Soko Glam dan penulis buku The Little Book of Skin Care: Korean Beauty Secrets for Healthy Glowing Skin (2015). Dalam wawancara tersebut, Charlotte mengatakan bahwa setiap merek produk kecantikan di Seoul menawarkan produk masker yang didesain secara kreatif. Desain kreatif ini salah satunya tertuang lewat masker berbentuk binatang. Menurut Charlotte, filosofi kecantikan Korea bukan hanya fokus pada rutinitas tetapi juga memberi konsumer pengalaman menggunakan produk dengan cara yang menyenangkan.

infografik masker wajah

Fenomena selfie dengan menggunakan masker juga terjadi di Amerika Serikat. Salah satu pelopor kepopuleran jenis selfie itu ialah aktris Drew Barrymore. Jika selfie dengan masker ala Korea Selatan menonjolkan kelucuan, selfie ala Drew di Amerika justru sebaliknya. Ia memotret wajah yang tengah mengenakan masker Hanacure. Masker itu membuat penggunanya tampak seperti lansia dengan kerutan jelas di seluruh bagian wajah. Lewat tagar #beautyjunkieweek, Drew menyatakan pengalaman positifnya setelah menggunakan masker Hanacure. Testimoni Drew memunculkan respons serupadari pengunaan produk masker ini.

Penelitian Euromonitor menyebutkanbahwa di Amerika Serikat, tren sheetmask selfie memicu pertumbuhan penjualan masker. Penelitian berjudulSheet Face Masks Market - Global Industry Analysis, Size, Share, Growth, Trends and Forecast 2016 – 2024 yang dilakukan Transparency Market Research menyebutkan bahwa pasar face sheet mask akan mencapai $336.7 juta di tahun 2024. Hal itu menyebabkan produsen masker melakukan inovasi produk yang bisa mengatasi masalah kulit seperti pori-pori besar, kerut wajah, kulit kendur, dan jerawat.

Salah satu merek masker asal Amerika Serikat yang telah merasakan keuntungan dari tren ini ialah GlamGlow. Penelitian yang dilakukan TribeDynamics melaporkan bahwa merek tersebut meraih keuntungan 54% di tahun 2017. Penyebabnya ialah testimony influence, penayangan iklan di YouTube serta penggunaan model populer dan blogger sebagai medium promosi produk. Jenis yang diminati ialah masker pencegah penuaan dan pencerah kulit.

Kisah masker kuno

Penggunaan masker untuk melembapkan wajah, mencegah penuaan, dan mencerahkan kulit sebenarnya telah dilakukan sejak zaman dulu. Cleopatra menggunakan masker berbahan dasar madu dan susu untuk menjaga kondisi kulit wajahnya. Selain Cleopatra, ada juga kisah tentang Ratu Sheba, istri Raja Solomon yang berkuasa di kawasan Ethiopia Afrika, percaya pada khasiat lumpur Laut Mati untuk kulit. Suatu hari, Cleopatra mengunjungi Queen of Sheba dan mendengar kesaksian tentang khasiat lumpur Laut Mati. Ia pun berniat untuk mendirikan spa di sana serta memanfaatkan khasiat air dan lumpur laut mati untuk merawat kulitnya.

Ziva Gilaad, direktur kosmetik Ahava, pengemas produk kulit dari laut mati, berkata bahwa air laut mati mengandung 35% mineral per liter. Loretta Ciraldo, profesor dermatologi dari University of Miami, menyatakan pada abc news bahwa Laut Mati mengandung tanah dan mineral yang bisa meresap ke dalam kulit. Kini, komponen dari Laut Mati juga dikemas dalam bentuk masker.

Selain Mesir, negara yang punya sejarah tentang masker ialah Tiongkok. Orang-orang di zaman Dinasti Ming mengolah serbuk yang berasal dari mutiara sebagai masker untuk menjaga keremajaan kulit.

Baca juga artikel terkait KECANTIKAN atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono