tirto.id - Presiden Olympique Lyon, Jean-Michel Aulas dan Presiden Olympique Marseille, Jacques-Henri Eyraud terlibat silang pendapat terkait kelanjutan Ligue 1 (Liga Perancis) musim 2019/2020. Setelah LFP (Ligue de Football Professionnel) menunda kompetisi terkait merebaknya virus corona COVID-19, Aulas ingin kompetisi dihentikan sepenuhnya. Eyraud menganggap ide Aulas itu tidak masuk akal.
Liga Perancis, dalam hal ini Ligue 1 dan Ligue 2 dihentikan oleh Dewan Administrasi LFP hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Langkah ini diambil mengikuti arahan Presiden Perancis, Emmanuel Macron, bahwa negara tersebut harus secara maksimal mencegah penyebaran virus corona.
Namun, dihentikannya Liga Perancis membuka berbagai wacana tentang kelanjutan kompetisi ini. Presiden Lyon, Jean-Michel Aulas, menyarankan agar kompetisi diakhiri sekarang juga dan dianggap tak pernah ada. Artinya, tidak ada juara dan tidak ada klub yang akan terdegradasi di musim ini.
Jika pendapat Aulas itu kemudian disetujui LFP, maka Lyon akan mendapatkan keuntungan besar: mereka tetap bermain di Liga Champions musim depan. Pasalnya, hal itu akan membuat penentuan tim-tim yang lolos ke Eropa musim 2020/2021 bakal didasarkan pada klasemen akhir Liga Perancis 2018/2019 bukan klasemen musim ini.
Musim lalu, Lyon finis di urutan ketiga klasemen akhir. Mereka mengumpulkan 72 poin, di bawah sang juara PSG (91 poin) dan peringkat kedua Lille (75 poin).
Sebaliknya, jika mengacu klasemen Ligue 1 2019/2020 hingga pekan ke-28, Lyon ada di urutan tujuh. Posisi itu tidak akan membawa mereka kemana pun, mengingat dari Liga Perancis, hanya ada 3 tim yang lolos ke Liga Champions lewat jalur liga, satu tim lolos ke Liga Eropa lewat jalur liga, dan 2 tim lolos ke Liga Eropa lewat jalur piala (Coupe de France dan Coupe de la Ligue).
Saran Aulas itu mendapatkan perlawanan dari Presiden Marseille, Jacques-Henri Eyraud. Menurut Eyraud, Aulas tidak bisa seenaknya menyarankan membatalkan kompetisi secara keseluruhan. Karena sama saja ia tak menghargai perjuangan dalam 28 pekan yang sudah dimainkan musim ini.
“Ketika nanti demamnya sudah turun, Jean-Michel Aulas akan melihat kekacauan dari oportunisnya dia dalam melihat kesempatan yang ada sekarang,” kata Eyraud pada Le Journal du Dimanche.
“Kita semua bisa berbicara tentang obsesi Aulas untuk melakukan apa pun untuk kepentingan Lyon. Tapi ini sudah tidak masuk akal. Apakah Anda benar-benar cinta sepak bola, ketika Anda tanpa berkonsultasi dengan siapa pun, langsung menyarankan untuk menganulir 28 pekan yang sudah dimainkan. Itu sama saja tidak menghargai 25.200 menit yang penuh perjuangan, kesenangan, dan momen-momen sulit.”
Aulas pun bertindak. Mendengar komentar dari Eyraud, Aulas membalasnya lewat akun Twitter miliknya. Presiden Lyon itu bahkan juga berani menyindir kegagalan Eyraud dalam mengelola Marseille selama ini. Marseille terancam dikenai hukuman UEFA karena melanggar Financial Fair Play (FFP).
“Bagus untukmu bahwa kekonyolan ini lebih berbahaya dibandingkan dengan virus corona. Di atas segalanya, saya tetap ingin liga berjalan lagi sehingga kami bisa meraih tiket ke Liga Champions dan memainkan laga final kami (Final Coupe de France),” tutur Aulas.
“Bagi Anda, JH (Jacques-Henri Eyraud), momen tersulit baru akan dimulai. Anda seperti tidak cocok di sepak bola. Setelah Anda menyarankan agar tim yang bia mencetak gol dari luar kotak penalti mendapatkan poin lebih banyak, Anda juga membuat klub Anda rugi 200 juta euro dalam tiga tahun terakhir. Padahal, batasan dari FFP hanya 30 juta euro saja. Dan sekarang Anda melakukan fitnah pada saya karena Anda telah memutar kata-kata saya!”
Terkait sengketa ini, Presiden Asosiasi Sepakbola Perancis, Noel Le Graet, menyebut yang diucapkan Aulas dan Eyraud terkesan konyol. Pasalnya saat ini Perancis tengah fokus memerangi penyebaran Covid-19 yang membutuhkan bantuan dari banyak pihak.
“Saya meminta mereka untuk tenang dan lebih bermartabat terkait yang mereka katakan. Bagi saya apa yang sedang mereka bahas sangat tidak masuk akal dan tidak membuat mereka tampak lebih kuat,” kata Le Graet.
“Mereka dua sosok hebat. Tapi berdebat soal tiket ke Liga Champions di momen seperti ini sungguh tidak tepat. Federasi yang akan menentukan semua nanti. Jangan buang tenaga kalian untuk hal konyol seperti ini karena kita sedang memerangi virus. Jangan berbuat bodoh dengan bertengkar soal Liga Champions.”
Penulis: Wan Faizal
Editor: Fitra Firdaus