Menuju konten utama
Darurat COVID-19

Semua IGD RS Jakarta jadi Isolasi COVID-19, Layanan Pasien di Tenda

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan agar semua instalasi gawat darurat (IGD) berubah menjadi kamar perawatan isolasi COVID-19.

Semua IGD RS Jakarta jadi Isolasi COVID-19, Layanan Pasien di Tenda
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (24/3/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan semua rumah sakit di DKI Jakarta untuk bagian instalasi gawat darurat (IGD) berubah menjadi kamar perawatan isolasi pasien COVID-19. Seluruh pelayanan IGD dilakukan dengan menggunakan tenda darurat yang dipasang di tiap rumah sakit.

Hal tersebut dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah kebutuhan tempat tidur akibat lonjakan kasus COVID-19 di DKI Jakarta.

"Kita akan mengubah semua kamar IGD gawat darurat menjadi kamar isolasi. Sehingga dengan demikian perawatan yang normal bisa dilakukan di sana untuk menampung pasien-pasien yang sudah masuk rumah sakit," kata Budi dalam keterangan secara daring yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/6/2021).

"Sedangkan untuk layanan IGD-nya kita sudah memutuskan untuk membangun tenda di luar rumah sakit supaya yang ingin dicek masuknya ke sana, tidak masuk ke ruang IGD," tegas Budi.

Budi menuturkan, langkah tersebut sudah disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito. Pihak BNPB pun sudah turun ke lapangan dengan memberikan bantuan tambahan tenda-tenda di luar rumah sakit sebagai tempat IGD.

Selain itu, pemerintah juga menambah tempat isolasi. Pemerintah sudah mengoptimalkan tempat isolasi di Wisma Atlet dari sekitar 5.994 menjadi angka 7 ribu tempat tidur. Kemudian, pemerintah juga menambah dua tempat isolasi baru yakni rusun Nagrak dengan empat tower dan satu rusun di Pasar Rumput.

Rusun Nagrak akan digunakan sebanyak 2.000 tempat tidur dari 4 tower yang diprediksi bisa menampung 4.000 orang. Sementara itu, rusun Pasar Rumput akan dijadikan fasilitas isolasi dengan kapasitas 3 ribu orang.

Penambahan Rusun Nagrak dan Pasar Rumput sudah jauh lebih banyak daripada Wisma Atlet. Pemerintah pun berencana akan mengubah fungsi Wisma Atlet untuk penanganan COVID-19 lebih serius setelah fasilitas di Pasar Rumput dan Nagrak siap.

"Rencana kami dengan Kepala BNPB, Panglima TNI, Gubernur dan Kapolri adalah memindahkan yang OTG dan ringan ke Nagrek dan Pasar Rumput sehingga Wisma Atlet yang memang fasilitasnya sudah ada lebih lama kita bisa upgrade untuk juga bisa menangani yang kondisinya menengah sedangkan kondisi yang berat tetap kita arahkan ke rumah sakit," kata Budi.

Dalam seminggu terakhir, Menkes Budi juga menyebutkan telah mengalihfungsikan 3 RS besar pemerintah yakni RS Fatmawati, RS Sulianti Saroso, dan RS Persahabatan untuk jadi 100 persen RS yang menangani COVID-19.

Baca juga artikel terkait PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri