Menuju konten utama

Sejumlah Terduga Teroris dari 4 Provinsi Ditangkap dalam Sehari

Sejumlah terduga teroris, yang diduga terlibat dalam pelatihan dan perencanaan teror, ditangkap di empat provinsi pada Selasa (24/10/2017).

Sejumlah Terduga Teroris dari 4 Provinsi Ditangkap dalam Sehari
(Ilustrasi) Tim Densus 88 Anti Teror melakukan penjagaan saat berlangsung penggeledahan di rumah terduga teroris berinisial ARD di Dukuh Segodo, Desa Karang, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (15/8/2017). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.

tirto.id - Sebanyak delapan terduga teroris ditangkap oleh kepolisian selama Selasa (24/10/2017). Mereka ditangkap di Sulawesi Selatan, Riau, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan penangkapan pertama dilakukan pada terduga teroris Bakri alias Bakri Baroncong alias Aslam alias Pak Nur di Desa Timampu, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

"Yang bersangkutan terlibat dalam kasus bom Gubernur Sulsel tahun 2012," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta pada Selasa (24/10/2017) seperti dikutip Antara.

Tak lama kemudian, polisi kembali menangkap terduga teroris bernama Yoyok Handoko alias Abu Zaid di toko swalayan Indomaret, Jalan Bukit Barisan, Pekanbaru, Riau.

Menurut Rikwanto, Yoyok diduga terlibat dalam i'dad, atau penyiapan kekuatan, di Bukit Gema, Kabupaten Kampar. Dia juga diduga telah mengikuti pelatihan menembak di Jambi dan terlibat merencanakan aksi teror dengan sasaran kantor polisi di Pekanbaru.

Selanjutnya, dua terduga teroris lain juga ditangkap oleh polisi di dua perumahan berbeda di Jalan Kopkar Raya, Pekanbaru. Terduga teroris pertama ialah Wawan alias Abu Afif yang ditangkap di Perumahan Pandau Permai. Sementara yang kedua adalah Beni Samsu Trisno alias Abu Ibrohim yang tertangkap di Perumahan Gading Permai.

"Wawan adalah pemimpin JAD (Jamaah Ansharut Daulah) Pekanbaru. Dia memimpin baiat pada i'dad di Bukit Gema. Dia juga mendorong jaringannya untuk melakukan tindakan teror di kantor polisi, serta mengetahui pelatihan membuat bom dan menembak di Jambi," kata Rikwanto.

Sementara Beni, menurut dia, merupakan peserta pelatihan di Bukit Gema. Beni juga ikut pelatihan menembak di Jambi serta terlibat merencanakan aksi teror dengan target kantor polisi di Pekanbaru.

Terduga teroris lainnya, Handoko alias Abu Buchori, ditangkap di Perumahan Griya Taman Anggrek Rambah Jaya, Siak Hulu, Kubang Raya, Kabupaten Kampar, Riau.

"Handoko pernah ikut i'dad di Bukit Gema dan pernah mengikuti latihan menembak di Jambi," kata Rikwanto.

Selain itu, polisi menangkap Nanang Kurniawan alias Abu Aisha di Jalan Kubang Raya kilometer 5, Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.

Di provinsi lain, yakni Jawa Tengah, polisi meringkus terduga teroris M. Khoirudin di Jalan Sapen Sukorejo, Kabupaten Kendal.

"Dia adalah penyandang dana kelompok Hendro Fernando yang terkait kasus MIT (Mujahidin Indonesia Timur) Poso periode 2015-2016," kata Rikwanto.

Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri juga melakukan penggeledahan di rumah toko (Ruko) Graha Safira No. A7 dan A8 milik terduga teroris bernama Hb, pada Selasa siang. Lokasi ruko itu ada di Jalan Pramuka Dukuh Pabrik RT 01 RW 01 Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Adapun di Jawa Timur, polisi menangkap Hendrasti Wijanarko alias Koko alias Jarwoko alias Lir Ilir di Jalan Raya Ponorogo Pacitan, Kabupaten Ponorogo.

Koko alias Jarwoko menurut polisi membantu menikahkan pelaku yang terlibat rencana bom bunuh diri di Istana Negara yakni Dian Yulia Novi dan Nur Solikhin. Koko juga pernah menjadi anggota grup Telegram yang anggotanya juga meliputi Bahrun Naim, tokoh ISIS asal Indonesia.

Baca juga artikel terkait TERORISME

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom