tirto.id - Teuku Umar adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia berasal dari Aceh yang terkenal dengan strategi gerilyanya melawan penjajahan Belanda. Gelar pahlawan Teuku Umar dikukuhkan melalui SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973.
Taktik perjuangan Teuku Umar melawan Belanda cukup unik. Ia berpura-pura menjadi pendukung Belanda demi menghimpun senjata, uang, serta informasi dari musuh. Setelah itu, Teuku Umar kembali berpihak pada rakyat Aceh dan memimpin Perang Aceh.
Berikut biografi Teuku Umar dan perjuangannya melawan kolonialisme Belanda.
Perjuangan Teuku UmarPortrait bersama Teuku Umar yang difoto tahun sekitar tahun 1880. Foto/Wikipedia
Sejarah perjuangan Teuku Umar bermula pada 1873, ketika Perang Aceh meletus. Kala itu, Teuku Umar yang masih berumur 19 tahun sudah turun ke medan perang bersama para pejuang lainnya.
Peran Teuku Umar dalam Perang Aceh sama seperti pejuang lain. Namun, taktik perjuangan Teuku Umar melawan penjajahan Belanda cukup unik.
Pada 1983, Teuku Umar berpura-pura bekerja sama dengan Belanda demi memperoleh kepercayaannya. Tujuannya adalah mendapatkan uang dan persenjataan lengkap, yang kemudian digunakan untuk melawan balik.
Pada 1887, Teuku Umar menjabat sebagai Panglima Pertahanan Rakyat di Keuchik Gampong Darat. Lalu, dua tahun setelahnya, ia mengemban amanah dari Sultan Aceh untuk menduduki posisi Laksamana Aceh Barat.
Setelah lebih kurang sembilan tahun berpura-pura menjadi antek Belanda, pada 1893, Teuku Umar berhasil menghimpun 800 pucuk senjata, 25.000 peluru, 5 kilogram amunisi, dan uang 18 ribu dolar.
Disarikan dari laman web resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayan, berbekal persenjataan lengkap tersebut, Teuku Umar, dengan dibantu rekannya, Teuku Panglima Polem Muhammad Daud, dan 400 pengikut, berhasil melumpuhkan Belanda. Tercatat Belanda mengalami kerugian dengan tewasnya 25 orang prajurit Belanda dan 190 orang luka-luka.
Sebagaimana ditulis oleh Mardanas Safwan dalam bukunya berjudul Teuku Umar (2007), setelah melihat perjuangan Teuku Umar yang menggemparkan itu, Belanda tidak menemukan jalan lain kecuali menjalankan penyerangan aktif dan pengejaran yang telah mereka hentikan sejak 1881. Mereka juga memutuskan meninggalkan stelsel konsentrasi defensif sejak 1884.
Belanda, yang merasa dikhianati oleh Teuku Umar, langsung menargetkan Teuku Umar sebagai buronan utama. Gubernur Christoffel Deykerhoff memerintah Van Heutsz bersama pasukan besarnya untuk menangkap Teuku Umar.
Sejarah Teuku Umar dalam perjuangan melawan Belanda usai memasuki akhir 1890-an. Belanda kala itu serangan mendadak ke daerah Meulaboh yang membuat pasukan Teuku Umar terkepung.
Pada 11 Februari 1899, di medan pertempuran itu, Pahlawan Teuku Umar gugur tertembak. Peluru bersarang di dada kiri dan ususnya.
Biografi Teuku Umarinfografik teuku umar
Biografi Teuku Umar tercatat melalui buku Teuku Umar (2007) yang ditulis oleh Mardanas Safwan. Dalam buku tersebut tercatat, Teuku Umar lahir pada 1854 di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.
Ayahnya bernama Teuku Ahmad Mahmud. Ibunya adalah Tjut Mohani. Teuku Umar memiliki tiga saudara yaitu Teuku Musa, Tjut Intan, dan Teuku Mansur.
Pada umur 20 tahun, Teuku Umar menikah dengan istri pertamanya, yakni Nyak Sofiah, putri dari Uleebalang Glumpang. Beberapa tahun kemudian, Teuku Umar menikah untuk kedua kalinya dengan Nyak Mahligai putri dari Panglima Sagi XXV Mukim.
Teuku Umar menikah untuk ketiga kalinya dengan sepupu kandungnya, Cut Nyak Dhien, anak dari pamannya Teuku Nanta Setia. Kala itu, Cut Nyak Dhien merupakan seorang janda yang ditinggal mati suaminya, Teuku Ibrahim Lamnga, yang gugur dalam perjuangan melawan Belanda.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Fadli Nasrudin