Menuju konten utama

Sejarah & Perayaan April Mop di Brazil, India hingga Yunani

April Mop di Prancis sebagian besar dirayakan oleh anak-anak. Di negara tersebut, Hari April Mop dilakukan dengan diam-diam menempelkan ikan kertas ke punggung seseorang.

Sejarah & Perayaan April Mop di Brazil, India hingga Yunani
Ilustrasi april mop. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Dalam bahasa Inggris, April Mop dikenal dengan April Fools’ Day yang diperingati seluruh masyarakat dunia pada 1 April setiap tahunnya.

Pada hari tersebut, orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Pada umumnya, April Mop juga ditandai dengan tipu menipu atau lelucon kepada keluarga, kerabat, dan teman dekat.

Sementara, sejarah dimulainya perayaan April Mop masih menjadi misteri. Melansir laman History, beberapa ahli mengatakan, April Mop sudah ada sejak 1582.

Versi sejarah April Mop dari Perancis mengisahkan bahwa hari tersebut diperingati sebab masyarakat yang kebingungan untuk menentukan kalender yang digunakan.

Pada abad ke-16, pemerintah mengubah kalender yang digunakan di negara tersebut dari kalender Julian menjadi kalender Gregorian.

Tahun baru kalender Julian dimulai saat musim Semi, yaitu akhir Maret atau awal April. Sementara, di kalender Gregorian yang sekarang digunakan, tahun baru jatuh pada tanggal 1 Januari. Di masa tersebut, berita tidak tersebar dengan cepat seperti sekarang.

Akibatnya, orang-orang yang masih menggunakan kalender Julian merayakan tahun baru pada akhir bulan Maret sampai awal bulan April.

Nah, orang-orang yang merayakan tahun baru di musim semi ini disebut 'April Fools'. Di sisi lain, orang-orang ini juga dianggap sebagai poisson d'avril atau berarti ikan April.

Sebutan ini melambangkan ikan muda yang mudah ditangkap atau orang yang mudah tertipu.

Bagaimana perayaan April Mop di berbagai negara?

Di berbagai negara seperti Inggris dan Australia, lelucon hanya dapat dilakukan hingga siang atau sebelum siang hari. Akan tetapi, Kanada, Prancis, hingga Rusia dan Amerika Serikat memiliki aturan yang berbeda di mana lelucon dapat dimainkan sepanjang hari.

Berikut adalah tradisi perayaan April Mop di berbagai negara melansir Insider:

1. Brazil

Hari ini dikenal sebagai dia da mentira, atau "hari kebohongan," di Brasil. Seperti di banyak negara lain pada Hari April Mop, banyak berita mengeluarkan tajuk konyol dengan klaim palsu, dan banyak orang akan mengatakan kebohongan satu sama lain untuk menipu atau mengganggu teman-teman mereka.

2. Prancis

April Mop di Prancis sebagian besar dirayakan oleh anak-anak. Di negara tersebut, Hari April Mop dilakukan dengan diam-diam menempelkan ikan kertas ke punggung seseorang.

Ketika korban menemukan tempelan kertas pada punggunya tersebut, orang iseng yang menempelinya akan berteriak "Poisson d'Avril!" yang berarti “ikan April!”

3. Yunani

Di Yunani ada beberapa kepercayaan di sekitar lelucon April Mop. Pertama adalah bahwa jika Anda bisa menipu seseorang, Anda akan memiliki keberuntungan sepanjang tahun.

Keyakinan akan keberuntungan tersebut termasuk menikmati tahun panen yang baik, dan bahwa air dari hujan pada tanggal 1 April memiliki kemampuan penyembuhan.

4. India

Meski hanya generasi muda India yang mengambil bagian dalam tradisi ini, semua orang menikmati semangat kegembiraan Hari April Mop.

Anak-anak suka berteriak “April Fools!” setelah membohongi seseorang, dan semua akan memainkan lelucon seperti membuat panggilan palsu ke teman-teman.

5. Irlandia

Di Irlandia, Hari April Mop dirayakan dengan beberapa cara. Di sana, lelucon-lelucon yang dilontarkan pada hari tersebut berakhir pada siang hari, sementara mereka yang terus bermain lelucon di sore hari akan dianggap bodoh.

Berbagai media dapat menerbitkan tipuan pada 1 April, dan beberapa pengemudi akan mengemudi di sisi kanan jalan untuk merayakannya. Pada umumnya, para pengguna jalan mengemudi di sebelah kiri.

Baca juga artikel terkait SERBA SERBI APRIL MOP atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari