Menuju konten utama
Sejarah Politik

Sejarah Hidup Ichsan Yasin Limpo: Wafatnya Mantan Bupati Gowa

Sejarah hidup Ichsan Yasin Limpo sarat dengan kiprah politiknya sejak muda hingga menjelang wafat.

Sejarah Hidup Ichsan Yasin Limpo: Wafatnya Mantan Bupati Gowa
Kerabat membawa foto almarhum Ichsan Yasin Limpo di rumah duka, jalan Haji Bau Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (30/7/2019). ANTARA FOTO/Darwin Fatir.

tirto.id - Mantan Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo, wafat pada Selasa (30/7/2019) di Jepang dalam usia 58 tahun setelah berjuang melawan penyakit kanker paru-paru stadium empat yang dideritanya. Sejak muda, sejarah hidup Ichsan diwarnai dengan sepak-terjangnya di belantika politik Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ichsan Yasin Limpo adalah Bupati Gowa dua periode, yakni 2005-2010 dan 2010-2015, juga adik kandung mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (2008-2018). Pada Pilgub Sulsel 2018 lalu, Ichsan maju bersama Andi Mudzakkar melalui jalur independen, namun harus mengakui kemenangan pasangan Nurdin Abdullah dan Sudirman Sulaiman.

Mantan politikus Partai Golkar ini diketahui menderita kanker paru-paru dalam beberapa bulan terakhir. Ichsan Yasin Limpo sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Juntendo University Hospital di Tokyo, Jepang, hingga menghembuskan nafas terakhir.

Ichsan Yasin Limpo meninggalkan istri bernama Novita Madonza Amu, dan empat orang anak, yaitu Sadli Nurjaffia Ichsan, Adnan Purichta Ichsan, Roidah Halilah Falih Ichsan, dan M. Hauzan Nabhan Ichsan.

Berpolitik Sedari Dini

Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, tanggal 9 Maret 1961, Ichsan Yasin Limpo adalah putra Muhammad Yasin Limpo, pejuang era pergerakan nasional dan kemerdekaan. Ayah Ichsan juga merupakan salah satu tokoh pendiri Golkar di Sulawesi Selatan.

Ichsan menyelesaikan pendidikan dasar hingga meraih gelar doktor pada bidang hukum di Makassar. Semasa kuliah, ia aktif di sejumlah organisasi pergerakan mahasiswa, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), juga beberapa organisasi lainnya, termasuk Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro), salah satu elemen pembentuk Golkar.

Dari situlah Ichsan kemudian benar-benar terjun ke kancah politik. Ia terpilih sebagai anggota DPRD Sulawesi Selatan periode 1999-2004. Ichsan sebenarnya kembali duduk di kursi anggota dewan pada periode berikutnya, namun pada 2005 ia memutuskan maju sebagai calon Bupati Gowa.

Berpasangan dengan Abd. Razak Badjidu selaku calon wakil bupati, Ichsan Yasin Limpo memenangkan pesta demokrasi di Gowa yang untuk pertama kalinya dilangsungkan secara langsung. Ia terpilih sebagai Bupati Gowa periode 2005-2010, dan kembali terpilih untuk periode kedua hingga 2015.

Mencerdaskan Anak Gowa

Cukup banyak terobosan yang ditorehkan Ichsan Yasin Limpo selama menjabat sebagai Bupati Gowa. Salah satu gebrakannya yang cukup berani adalah mengalokasikan dana besar dari APBD Kabupaten Gowa demi mewujudkan pendidikan gratis untuk tingkat sekolah dasar, yakni sebesar 21,6 persen.

Berbagai inovasi di bidang pendidikan dilakukan pada era Ichsan sebagai bupati. Ia, misalnya, tidak mewajibkan siswa memakai seragam sekolah. Menurut Ichsan, dikutip dari Jawa Pos, kewajiban membeli baju seragam hanya akan menjadi sumber pungutan dari pihak sekolah. Bagi Ichsan, seragam sekolah bukan utama, yang terpenting anak-anak Gowa bisa belajar.

“Yang mau belajar bukan seragamnya, melainkan otaknya,” ujar Ichsan Yasin Limpo kala itu.

Ichsan menegaskan bahwa tidak boleh ada pungutan dalam bentuk apa pun di sekolah. Bahkan, para kepala sekolah dan guru diminta membuat surat pernyataan terkait komitmen ini dengan konsekuensi berat jika dilanggar.

Bupati Ichsan juga menggratiskan buku wajib bagi 26.300 siswa SD. Selain itu, ia memprakarsai pembangunan Sanggar Pendidikan Anak Saleh (SPAS) sebagai sekolah pembinaan untuk anak usia dini sebelum masuk SD di seluruh kelurahan/desa se-Kabupaten Gowa.

Meskipun menuai kritikan atas berbagai terobosannya itu, perjuangan Ichsan akhirnya menuai hasil di kemudian hari. Sebagaimana dilaporkan Harnas.co, Kabupaten Gowa menjadi kabupaten pendidikan pertama di Provinsi Sulawesi Selatan pada 2016. Saat itu, Bupati Gowa dijabat oleh Adnan Purichta Ichsan yang tidak lain putra Ichsan Yasin Limpo.

Akhir Kiprah Putra Makassar

Terlepas dari segala bakti positifnya, Ichsan Yasin Limpo juga tidak luput dari kabar miring. Website Indonesia Corruption Watch (ICW) tertanggal 1 Februari 2005 menyebutkan, ia pernah terjerat kasus dugaan korupsi APBD Sulsel 2003 senilai Rp18,2 miliar. Saat itu, Ichsan masih menjadi anggota dewan atau belum menjabat Bupati Gowa.

Perkara yang sama juga diungkap oleh pemberitaan Detik.com edisi 14 Oktober 2004. Disebutkan, Ichsan Yasin Limpo bahkan sempat ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sulawesi Selatan bersama 14 anggota DPRD lainnya, dalam kasus ini.

Setelah masa jabatannya sebagai Bupati Gowa dua periode usai pada 2015, Ichsan Yasin Limpo lebih sering bergerak di bidang sosial, termasuk dengan memimpin Palang Merah Indonesia (PMI) serta Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) cabang Sulawesi Selatan.

Di Pilkada 2018, Ichsan Yasin Limpo maju sebagai calon Gubernur Sulawesi Selatan berpasangan dengan Andi Mudzakkar melalui jalur independen, namun kalah.

Beberapa bulan berselang, Ichsan diketahui mengidap kanker paru-paru dan sudah mencapai stadium empat, hingga akhirnya meninggal dunia dalam masa perawatan medis di Jepang.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Wisnu Amri Hidayat & Iswara N Raditya

tirto.id - Politik
Kontributor: Wisnu Amri Hidayat
Penulis: Wisnu Amri Hidayat & Iswara N Raditya
Editor: Abdul Aziz