tirto.id - Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia diperingati setiap 10 Januari dan peringatan ini dilakukan pertama kali pada 10 April 1872.
Kendati demikian, gerakan tersebut sudah mulai digagas pada awal tahun 1870.
Peringatan ini memiliki nama lain Hari Arbor (Arbor Day). Secara harfiah makna Hari Arbor adalah Hari Pohon.
Arbor diambil dari kata dalam bahasa Latin yang berarti hari libur untuk merayakan penanaman, pemeliharaan, dan pelestarian pohon.
Sejarah Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia
Dikutip dari situs History, sejarah Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia dimulai pada tahun 1870-an.
Kala itu jurnalis Julius Sterling Morton pindah domisili ke Nebraska bersama istrinya, Caroline, di tahun 1854. Mereka telah membeli lahan 160 hektar.
Semua lahan tersebut ditanami dengan pepohonan dan semak-semak. Ketertarikan Morton terhadap pengetahuan mengenai pepohonan ini lantas dituangkan di media massa tempatnya bekerja.
Saat itu, Morton menjadi editor surat kabar pertama yang bernama Nebraska City News.
Dalam tulisannya, Morton memberikan penekanan tentang pentingnya ekologi bagi Nebraska.
Pembaca ternyata merespons positif gagasan Morton. Banyak pembaca dan masyarakat setempat merasa Kota Nebraska masih kekurangan hutan dengan berbagai pepohonannya.
Akhirnya, Morton yang juga menjadi bagian dari Dewan Pertanian Nebraska, mengusulkan penetapan sebuah hari yang dapat mendorong semua orang Nebraska menanam pohon di komunitas mereka.
Gagasan yang diajukan pada 7 Januari 1872 itu disetujui, dan lahir penetapan Hari Sylvian yang mengacu pada pohon hutan.
Namun, agar hari tersebut dapat mengapresiasi semua pohon, lantas diganti menjadi Hari Arbor dan diperingati pertama kali 10 Januari 1872.
Peringatan ini turut diadopsi di Indonesia. Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia diperingati pertama kali di negeri ini pada 10 Januari 1993, masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
Soeharto berharap dengan peringatan tersebut akan ada lebih dari 1 juta pohon ditanam yang dilakukan merata di setiap provinsi.
Manfaat menanam pohon
Menanam pohon dapat membawa berbagai kebaikan untuk kehidupan makhluk hidup yang berada di sekitarnya.
Misalnya pepohonan rindang yang terawat di hutan, dapat membantu menyediakan air bersih dan memperbaiki kualitasnya.
Di samping itu, hutan lebat menjadi sarana untuk mencegah terjadi banjir dan erosi.
Air hujan dapat diserap oleh pohon sehingga tidak bisa langsung turun deras ke daerah rendah. Di samping itu, struktur tanah menjadi kuat berkat kehadiran akar-akar pohon.
Dikutip laman Bali Caring Community, pohon juga mampu menyerap gas dan komponen berbahaya di udara seperti nitrogen oksida, ozon, dan karbon monoksida.
Debu dan asap lainnya juga bisa disterilisasi oleh pohon. Di sisi lain, pohon menebarkan oksigen yang diperlukan untuk bernapas makhluk hidup.
Lebih luas dari itu, saat berbagai polutan di udara mulai teratasi dengan keberadaan pohon, maka dampak perubahan iklim bisa ditekan.
Perubahan iklim disebabkan oleh melimpahnya kadar karbondioksida di udara. Semakin banyak jumlah pohon, maka memberikan kontribusi pada penurunan dampak tersebut.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno