Menuju konten utama

Sejarah Hari Dharma Samudera Tanggal 15 Januari: dari Laut Aru

Kapan Hari Dharma Samudera diperingati? Berikut sejarahnya kenapa hari penting ini diperingati bulan ini.

Sejarah Hari Dharma Samudera Tanggal 15 Januari: dari Laut Aru
Prajurit TNI AL awak dari KRI Teluk Bintuni 520 menembakkan meriam 40 mm amonisi jenis HEIT dan Practice saat peran tempur bahaya udara dan bahaya permukaan saat berlayar di Laut Jawa, Selasa (21/12/2021). ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.

tirto.id - Hari Dharma Samudera diperingati setiap 15 Januari. Peringatan ini menjadi pengingat tentang peristiwa heroik yang terjadi di Laut Aru. Para pahlawan Tanah Air gugur dalam pertempuran laut yang salah satu di antaranya bernama Komodor Yos Sudarso.

Hari Dharma Samudera dan Sejarahnya

Menilik sejarahnya, pertempuran di Laut Aru tersebuit terjadi pada 15 Januari 1962. Pertempuran melibatkan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dengan pasukan laut Belanda. Laut Aru berada di perairan Maluku.

Saat itu kapal milik ALRI yang terdiri dari KAI Harimau, KRI Macan Tutul, dan KRI Macan Kumbang sedang mengintai kekuatan armada laut Belanda. Pengintaian dilakukan secara senyap. Operasi ini memiliki target untuk membebaskan Irian Barat dari penguasaan Belanda.

Mengutip laman Undip, pada ketiga KARI tersebut turut serta sejumlah pejabat Markas Besar Angkatan Laut (MBAL). Mereka adalah Deputi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Komodor Yos Sudarso, Kepala Direktoral Operasi MBAL Kolonel Sudomo sebagai Kepala Direktorat Operasi MBAL, dan sejumlah perwira Angkatan Darat (AD) seperti Asisten II Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), serta perwira-perwira staf lainnya. Operasi senyap itu dilakukan malam hari.

Namun, kubu Belanda memergoki pergerakan dari ketiga kapal Indonesia. Gerakan mereka terendus Angkatan Laut (AL) Belanda yang sedang berpatroli. Pukul 21.15 waktu setempat, tampak dua pesawat jenis Firefly dan Neptune milik Belanda terbang setinggi 3000 kaki di atas formasi patroli kapal ALRI. Selanjutnya, radar KRI mendeteksi pergerakan dua kapal asing yang bergerak mendekat dengan jarak tujuh mil.

Dua kapal Belanda itu melaju dari arah lambung kanan belakang formasi kapal KRI, dan satunya lagi dari arah depan. Penampakan kapal juga terlihat jelas karena saat itu sedang terang dengan cahaya bulan.

Kapal musuh lantas menembakkan meriam yang disertai dengan tembakan suar untuk melihat posisi ketiga kapal KRI dengan jelas. Komodor Yos Sudarso lalu mengambil alih pimpinan dan memerintahkan serangan balasan. Sayangnya, kondisi KRI makin terdesak akibat tidak imbang dalam persenjataan.

Akhirnya sebagai upaya penyelamatan, KRI Macan Tutul yang dikomandoi Komodor Yos Sudarso berkorban untuk menjadi umpan sasaran kapal Belanda. Kapal ini terkena tembakan meriam dan mulai terbakar serta meledak. Kapal Belanda masih menambahkan pula tembakan salvo serentak dan bertubi-tubi sampaikan akhirnya KRI Macan Tutul tenggelam.

Tenggelamnya KRI Macan Tutul membuat gugur para pahlawan. Mereka adalah Komodor Yos Sudarso beserta ajudannya, Kapten Memet dan Komandan Kapal Kapten Wiratno, beserta 25 orang kelasi. Komodor Yos Soedarso sempat mengirim pesan untuk kapal lainnya, yaitu “kobarkan semangat pertempuran”. KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau selamat dalam pertempuran.

Mengutip laman Kominfo Jawa Timur, KRI Macan Tutul 602 adalah satu dari 8 Kapal Cepat Torpedo kelas Jaguar yang menjadi andalan ALRI di masanya. Kapal tersebut merupakan kapal perang buatan Jerman yang dibeli sekira tahun 1960. Kapal ini ditugaskan menjadi bagian dari Operasi Trikora dalam usaha membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda.

Infografik Hari Dharma Samudera

Infografik Hari Dharma Samudera. trto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait HARI DHARMA SAMUDERA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani