tirto.id - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sedang memperjuangkan Sandiaga Uno menjadi calon wakil presiden Ganjar Pranowo. Lalu, bagaimana kekuatan Sandiaga dan tingkat keterpilihannya?
PPP secara resmi berkoalisi dengan PDIP pada Minggu, 30 April 2023, mereka sepakat mendukung kemenangan Ganjar di Pilpres 2024.
Manuver politik itu menandai resminya PPP hengkang dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sebelumnya dibentuk bersama dua partai lainnya yaitu PAN dan Golkar.
Sekitar satu bulan setengah atau sejak 14 Juni 2023, Sandiaga resmi menjadi kader PPP, dia meninggalkan partai lamanya Gerindra.
Setelah bergabung dengan PPP, Sandiaga menjadi sosok yang digadang bisa mendampingi Ganjar.
Apalagi, PPP secara terang-terangan menjelaskan bahwa akan memperjuangkan Sandiaga dalam meja perundingan bersama PDIP dan partai-partai lainnya.
"PPP memperjuangkan nanti Pak Sandiaga Uno bisa mendampingi Pak Ganjar Pranowo dalam Pilpres tahun 2024 yang akan datang," kata Plt Ketua Umum PPP, Mardiono ,di acara Rapimnas PPP di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (17/6/2023).
Potensi Kekuatan Sandiaga Jika Jadi Cawapres Ganjar
Ada sejumlah indikator yang menjadi pertimbangan partai pendukung Capres untuk menentukan wakilnya, di antaranya jabatan di parpol, kursi parpol, kekuatan di akar rumput, hingga elektabilitas atau tingkat keterpilihan.
Sandiaga merupakan pengusaha sukses yang beberapa kali masuk jajaran orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Sejak 23 Desember 2020, hingga saat ini, dia menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabinet Indonesia Maju.
PPP partai yang menaunginya saat ini menempati posisi terendah dalam perolehan kursi dibandingkan dengan delapan fraksi partai lainnya di DPR RI. Di mana PPP hanya memiliki 19 kursi atau 3,30 persen dari total keseluruhan 575 kursi di DPR RI.
Jika digabung dengan PDIP maka terkumpul 147 kursi, atau sama dengan 25,56 persen. Pasalnya, PDIP memiliki 128 kursi atau 22,26 persen dari total keseluruhan.
Dengan kata lain, daya tawar PPP dalam perolehan kursi tidak terlalu berpengaruh pada PDIP. Pasalnya, PDIP telah melewati syarat ambang batas untuk mengusung Capres dan Cawapres secara mandiri.
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017, Capres dan Cawapres harus didukung oleh parpol atau gabungan parpol yang memiliki setidaknya 115 kursi di DPR RI atau 20 persen dari jumlah parlemen.
Namun, untuk meningkatkan peluang kemenangan dalam Pilpres 2024, tidak cukup melihat perolehan kursi dalam koalisi. Faktor elektabilitas atau tingkat keterpilihan menjadi hal yang sangat krusial.
Berdasarkan sejumlah lembaga survei, elektabilitas Sandiaga cukup memuaskan, dia konsisten menempati urutan atas dalam bursa tingkat keterpilihan Cawapres.
Berapa Elektabilitas Sandiaga Sebagai Cawapres 2024?
Sandiaga sudah dari jauh hari masuk ke dalam perhitungan elektabilitas nama Cawapres di berbagai lembaga survei. Dua lembaga survei yang menjelaskan tingkat keterpilihan Sandiaga adalah Voxvol Center Research and Consulting dan Indikator Politik Indonesia.
Hasil survei Voxvol Center Research and Consulting periode 24 Juli hingga 2 Agustus mendapati, Sandiaga mengantongi 18,8 persen elektabilitas sebagai Cawapres. Menempati posisi teratas atau peringkat pertama dalam simulasi 11 nama.
Sementara itu, Indikator Politik Indonesia pada periode 15 hingga 21 Juli 2023 secara khusus melakukan survei simulasi tiga pasangan Capres dan Cawapres yaitu Ganjar-Sandiaga, Parbowo-Erick, dan Anies-AHY.
Hasilnya, didapati bahwa pasangan Ganjar-Sandiaga memperoleh elektabilitas teratas dengan 34,1 persen, disusul oleh Prabowo-Erick 33,9 persen, dan Anies-AHY 23,4 persen.
Dalam melakukan survei, Voxpol dan Indikator Politik memiliki metode survei dan jumlah responden yang berbeda.
Voxpol melakukan survei terhadap 1.200 responden pada 24 Juli hingga 2 Agustus 2023 dengan metode wawancara secara tatap muka atau face to face yang dilakukan oleh surveyor terlatih. Margin of error tercatat sebesar 2,83 persen.
Sedangkan Indikator Politik melakukan survei pada periode 15 hingga 21 Juli 2023 dengan menyasar 1.811 responden yang dipilih melalui metode multistage random sampling. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan margin of error lebih kurang 2,35 persen.
Profil Sandiaga dan Rekam Jejak Politiknya
Sandiaga Uno merupakan pengusaha sukses yang beberapa kali pernah masuk jajaran orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes.
Sebagai pengusaha, awalnya dia tidak tertarik dengan politik. Namun, pada tahun 2015 dia mulai terjun ke politik setelah diajak oleh Prabowo Subianto untuk membantunya di Partai Gerindra.
Kiprah Sandiaga Uno di politik diawali dengan menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Di Gerindra, dia maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017.
Kala itu, Sandiaga Uno dan Anies Baswedan berhadapan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, kemudian pasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylviana Murni.
Pemilihan digelar dua putaran. Di putaran pertama, pasangan AHY dan Sylviana gugur. Pada putaran kedua, Anies dan Sandi berhadapan dengan Ahok dan Djarot.
Hasil Pilkada DKI Jakarta 2017 menyatakan Anies dan Sandi berhasil memenangkan putaran kedua, dan dikukuhkan sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2017–2022.
Setelah kurang sepuluh bulan menjalankan tugas sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta, pada tahun 2018 Sandi memutuskan untuk meletakkan jabatannya karena akan maju mendampingi Prabowo sebagai calon wakil presiden nomor urut 2 di Pilpres 2019.
Sebagai wakil Prabowo, Sandi maju secara independen, dia mengundurkan diri dari Gerindra. Ini dilakukan agar dia diterima oleh partai politik lain yang berkoalisi dengan Gerindra.
Namun, pada Pilpres 2019, Prabowo dan Sandi harus ikhlas menerima kekalahan. Kemenangan berada di pihak Jokowi dan Ma’aruf Amin.
Setelah kalah di Pilpres 2019, Sandiaga Uno kembali ke Gerindra pada Oktober 2019 dan kembali ke dunia bisnis. Setahun kemudian, pada 23 Desember 2020, dia dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hingga saat ini, dia masih menjalankan tugasnya di Kabinet Indonesia Maju.
Jelang Pilpres 2024, Sandiaga hengkang dari Gerindra, partai yang telah membesarkan namanya. Sandiaga yang kini menjadi kader PPP memiliki peluang yang cukup menjanjikan untuk mendampingi Ganjar.
Pasalnya, PPP dan PDIP secara resmi menjalin kerja sama politik. Mungkinkah Sandiaga dipilih menjadi Cawapres Ganjar Pranowo?
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto