tirto.id - Satgas COVID-19 menyebut penurunan tes COVID-19 di Indonesia beberapa hari terakhir tidak memenuhi standar pemeriksaan WHO dalam penanganan Corona. Hal tersebut telah membuat Indonesia gagal mencapai target WHO setelah berusaha menjaga performa sesuai ekspektasi lembaga kesehatan PBB itu selama 5 minggu.
"Seperti yang kita ketahui di minggu ini terjadi penurunan testing yang cukup drastis bahkan mematahkan rekor ketercapaian target WHO selama 5 minggu berturut-turut sejak minggu ke-2 Januari," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dari Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (18/2/2021).
WHO menargetkan suatu negara semestinya mampu melakukan testing 1.000 per 1 juta penduduk per minggu dalam penanganan COVID-19. Akan tetapi, jumlah tes beberapa hari terakhir anjlok di bawah 30 ribu. Bahkan pemerintah tidak mengumumkan jumlah spesimen dites pada Rabu (17/2/2021).
Wiku pun menuturkan, penurunan penambahan kasus pekan ini mencapai 25 persen. Penurunan ini pun, kata Wiku, "penurunan terdrastis yang pernah terjadi dalam kurun waktu 1 minggu selama pandemi".
Ia pun menyebut penurunan testing sebagai pemicu penurunan kasus. Wiku meminta agar 3T dilakukan secara konsisten dan merata.
"Jumlah testing sangat mempengaruhi besar kecilnya jumlah kasus positif baru yang dapat terjaring. Meskipun mengalami penurunan, masih terdapat 5 provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi yaitu NTT, Sumatera Utara, Maluku Utara, Kalimantan Selatan dan Banten," kata Wiku.
Wiku memaparkan, angka kematian mengalami penurunan hingga 3,2 persen dibanding minggu sebelumnya. Ia menerangkan, 3 dari 5 provinsi dengan penambahan kematian tertinggi berasal dari Pulau Jawa. Temuan tersebut menjadi evaluasi Satgas lantaran daerah Jawa-Bali tengah dilaksanakan PPKM mikro.
Penurunan serupa juga terjadi di kasus kesembuhan. Kasus kesembuhan turun 0,3 persen daripada pekan sebelumnya. Wiku berkata untuk penambahan kesembuhan pada minggu ini angkanya menurun 0,3% dari minggu sebelumnya. Penurunannya sangat kecil, tetapi seharusnya kesembuhan dapat terus meningkat setiap minggunya, kata Wiku.
"Meskipun terjadi penurunan namun saya mengapresiasi 5 provinsi dengan penambahan kesembuhan tertinggi yaitu DKI Jakarta, NTT, Banten, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Utara," kata Wiku.
Wiku meminta para kepala daerah, terutama di daerah yang menerapkan PPKM untuk terus memonitor wilayah dan perkembangan kasus. Ia mendorong penerapan testing, tracing, dan treatment (3T) untuk peningkatan penanganan COVID.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz