tirto.id - Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban memiliki alasan mengapa Indonesia tidak boleh menganggap enteng suspek (dugaan) cacar monyet (monkeypox) yang ditemukan pada seorang warga di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Sebab, menurut dia, cacar monyet telah menyebar ke 87 negara di dunia dengan total kasus mencapai 26.208 kasus.
“Cacar monyet atau monkeypox atau MPX sudah menyebar ke 87 negara dengan jumlah kasus dunia 26.208 kasus. Sebagai negara berpenduduk terpadat keempat di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika, kecil kemungkinan Indonesia belum dijangkiti cacar monyet,” ungkap Prof Zubairi kepada Tirto, Kamis (4/8/2022) malam.
Dia pun meminta agar Indonesia segera bersiap untuk mengantisipasi masuknya cacar monyet ke Indonesia. Dia juga meminta agar semua kasus dapat ditelusuri dan dipastikan apakah benar kasus cacar monyet atau bukan.
“Jadi, Indonesia juga harus bersiap sejak sekarang. Semua kasus tersangka harus ditelusuri, sampai kepastian benar cacar monyet atau bukan,” ujar Prof Zubairi.
Sebelumnya, dia berharap Indonesia tidak menganggap remeh suspek cacar monyet di Jateng seperti awal pandemi COVID-19 yang lalu. Dia menyarankan justru negeri ini perlu memiliki kewaspadaan tinggi guna menghindari penyebaran cacar monyet dan risiko kematian.
“Meski suspek cacar monyet di Jateng belum pasti statusnya, saya harap Indonesia tak anggap enteng seperti awal COVID-19. Yang diperlukan adalah kewaspadaan tinggi untuk menghindari penyebaran lebih lanjut dan risiko kematian, karena tubuh masing-masing orang bereaksi berbeda,” kata Prof Zubairi lewat cuitannya di Twitter, Rabu (3/8/2022) yang sudah diizinkan untuk dikutip.
Dia menerangkan, bahwa cacar monyet dapat menyebar melalui droplet, kontak dengan ruam, keropeng, cairan tubuh, dan kain seperti tempat tidur atau pakaian. Secara global, terdapat lebih dari 26 ribu kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di berbagai negara dan yang paling banyak adalah Amerika Serikat (AS) dengan lebih dari 6 ribu kasus.
Di samping itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia membenarkan seorang warga di Jateng yang dikategorikan sebagai suspek cacar monyet. “Ya itu baru suspect (suspek) dan saat ini dirawat isolasi untuk perawatan dan untuk pemeriksaan lanjut,” kata Juru Bicara atau Jubir Kemenkes Mohammad Syahril saat dikonfirmasi reporter Tirto, Rabu (3/8/2022) siang.
Dia menjelaskan bahwa pasien tersebut akan menjalani tes usap polymerase chain reaction (PCR) guna memastikan cacar monyet atau bukan.
“Seorang laki-laki, 55 tahun, bukan PPLN (pelaku perjalanan luar negeri), suspek monkeypox dan saat ini dirawat isolasi di RS (rumah sakit) swasta untuk perawatan dan pemeriksaan lanjut demi memastikan cacar monyet atau bukan. Akan dilakukan pemeriksaan lab PCR untuk memastikannya. Bisa saja hanya cacar biasa atau penyakit lain bukan monkeypox,” kata Syahril.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Maya Saputri