tirto.id - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mendorong pemerintah untuk meningkatkan tracing atau pelacakan di sejumlah daerah terutama di luar Pulau Jawa. Hal itu guna mendapatkan hasil spesifik terkait informasi COVID-19.
Zubairi mencatat saat ini 57 persen hasil tracing dan spesimen berasal dari DKI Jakarta. "Angkanya separuh dari jumlah nasional," kata dia saat dihubungi reporter Tirto, Senin (21/2/2022).
Zubairi mengatakan angka spesimen yang diperiksa di laboratorium jika tidak dinaikkan akan berpengaruh pada proses pengambilan kebijakan.
"Nantinya masyarakat dan pemerintah akan selalu menganggap angka COVID-19 di daerah di luar Jakarta selalu landai, karena tingkat tracing-nya rendah," ujarnya.
Dia membandingkan kondisi Jakarta yang selalu dicitrakan memiliki angka COVID-19 dengan angka tinggi, namun positivity rate-nya selalu mengalami penurunan dan bahkan lebih rendah dari nasional.
"Saat ini angka positivity rate Jakarta sudah turun ke 18,21 persen, lebih rendah dari nasional yang berjumlah 47,9 persen," ungkapnya.
Zubairi menyebut pola tracing dan penanganan COVID-19 di Jakarta membuat wilayah ibu kota itu menjadi lebih aman dari penularan COVID-19 dibanding daerah lainnya.
"Kita mengetahui Jakarta adalah episentrum dari varian Omicron, namun saat ini dominasi penularan datang dari transmisi lokal yang ada di banyak daerah dan Jakarta angkanya cenderung menunjukkan penurunan jumlah COVID-19. Angka kesembuhan pasien juga terus mengalami peningkatan," jelasnya.
Satgas COVID-19 mencatat kasus positif di Indonesia bertambah 48.484 kasus per Minggu (20/2/2022). Jumlah itu lebih rendah dari jumlah sebelumnya yaitu 59.384.
Adapun jumlah spesimen yang diambil sebanyak 434.535. Jumlah ini lebih sedikit dari hari sebelumnya yang berjumlah 489.780. Dalam proses tracing ini menggunakan 3 komponen yaitu RT-PCR, TCM dan Antigen.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Gilang Ramadhan