tirto.id - Penyidik Satgas Anti-Mafia Sepakbola akan memeriksa pihak klub PSS Sleman dan Madura FC dalam upaya membongkar skandal pengaturan pertandingan.
“Tentunya klub-klub akan dipanggil, pihak manajemen dan pemain dari kedua klub. Tiap orang harus mempertanggungjawabkan perbuatan pidana yang dia lakukan, itu prinsip dalam KUHP,” ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (1/3/2019).
Penyidik juga akan melengkapi berkas perkara milik tersangka Hidayat dalam kasus pengaturan pertandingan di laga tersebut.
Pada Senin (25/2), penyidik telah menetapkan Hidayat menjadi tersangka, hal itu menambah deretan nama yang terlibat dalam pengaturan pertandingan. Mantan anggota Exco PSSI itu menjadi tersangka ke-16 dalam kasus pengaturan pertandingan.
Sebelum jadi tersangka Hidayat mengumumkan mundur dari jabatannya pada Senin (3/12), tidak lama usai dirinya dituduh terlibat dalam skandal pengaturan pertandingan di Liga 2 Indonesia. Tuduhan terhadap Hidayat itu disampaikan oleh Manajer Madura FC, Januar Herwanto dalam acara Mata Najwa bertajuk “PSSI bisa apa?”
Januar menyatakan Hidayat pernah meminta klubnya mengalah saat menjalani laga tandang melawan PSS Sleman pada Mei 2018, namun permintaan yang disertai janji imbalan uang itu ditolak oleh Januar dan akhirnya Madura FC juga menang atas PSS Sleman dengan skor 1-2.
Hidayat menyangkal ia terlibat dalam skandal pengaturan pertandingan, tapi ia mengakui bahwa dia melakukan kesalahan karena menjalin komunikasi dengan pihak klub.
"Saya menyadari apa yang saya lakukan tidak seharusnya dilakukan oleh anggota exco. Saya sudah menyampaikan semuanya kepada Komite Disiplin PSSI," kata dia dalam konferensi pers yang digelar di sebuah hotel di kawasan Jakarta Selatan, Senin (3/12/2018).
Penulis: Adi Briantika
Editor: Agung DH