tirto.id -
Ia mengatakan bahwa dirinya dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menaruh perhatian yang luar biasa di bidang pelayanan untuk menanggulangi kemiskinan.
Salah satu caranya adalah dengan memberdayakan masyarakat yang telah sejahtera. "Kami akan memberdayakan masyarakat yang sudah membuka lapangan kerja agar bisa ikut serta dalam memberantas kemiskinan," ujar Sandi di kantor Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Sandi mengaku terinspirasi dari pemenang nobel Muhammad Yunus dalam mengatasi tingkat kemiskinan. Ia menjelaskan terdapat dua pilar dalam pemberdayaan masyarakat yang dimotori Muhammad Yunus, yaitu kredit terjangkau bagi masyarakat miskin dan kaum ibu sebagai sasaran program.
"Kaum ibu mampu memanfaatkan modal untuk memberdayakan ekonomi keluarga dan tingkat pengembalian kredit di atas 90 persen," sebutnya.
Pempov DKI dikatakannya akan berpihak pada mereka yang belum tersentuh pembangunan, yang termarjinalkan, yang dan belum sejahtera. Upaya totalitas dalam penanggulangan kemiskinan dimaksudkan sebagai bentuk dan strategi dalam menciptakan Jakarta maju, lestari dan berbudaya, dengan warganya berpartisipasi dalam mewujudkan keadilan, kesejahteraan bagi semua.
"Penanggulangan kemiskinan Jakarta, harus mengedepankan kolaborasi dan partisipasi antara pemerintah, dunia usaha serta masyarakat," tambahnya.
Terkait data kemiskinan, pihaknya akan mengacu pada data terpadu penanganan kemiskinan yang ada di Kementerian Sosial. "Jadi, saya ingin nanti basisnya adalah basis data terpadu dan tepat sasaran dan mengacu pada data terpadu penanganan kemiskinan," sebutnya.
Kemudian, Sandi menyebutkan program OK Oce yang saat ini telah menggerakkan masyarakat dalam menumbuhkan peluang wirausaha dan penciptaan lapangan kerja.
DKI Jakarta tercatat berada pada tingkat kemiskinan terendah dari seluruh provinsi di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada Maret 2017 sebesar 389,69 ribu orang (3,77 persen). Dibandingkan dengan September 2016 (385,84 ribu orang atau 3,75 persen), jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,85 ribu atau meningkat 0,02 poin.
Sedangkan dibandingkan dengan Maret 2016 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 384,30 ribu orang (3,75 persen), jumlah penduduk miskin meningkat 5,39 ribu atau meningkat 0,02 poin.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra