Menuju konten utama

Rupiah Menguat Tajam Rp14.863 per Dolar AS, Ini Penyebabnya

Nilai tukar rupiah dibuka meningkat tajam 113 poin atau 0,75 persen ke posisi Rp14.863 per dolar AS usai The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Rupiah Menguat Tajam Rp14.863 per Dolar AS, Ini Penyebabnya
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.601 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS akibat dipicu kekhawatiran Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

tirto.id - Nilai tukar rupiah Kamis (2/2/2023) pagi dibuka meningkat tajam 113 poin atau 0,75 persen ke posisi Rp14.863 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.975 per dolar AS. Kenaikan terjadi seiring dengan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.

"Hasil rapat FOMC yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dini hari tadi bisa menjadi pemicu penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip Antara, Kamis (2/2/2023).

Diketahui sebelumnya, Komite Pasar Terbuka Federal atau The Federal Open Market Committee​ (FOMC) merupakan dewan rapat kebijakan Bank Sentral AS.

The Fed menaikkan suku bunga targetnya sebesar seperempat persentase poin pada Rabu (1/2/2023), namun terus menjanjikan peningkatan berkelanjutan dalam biaya pinjaman sebagai bagian dari pertempuran yang masih belum terselesaikan melawan inflasi.

Keputusan kebijakan The Fed menaikkan suku bunga acuan ke kisaran antara 4,50 persen dan 4,75 persen, sebuah langkah yang diantisipasi secara luas oleh investor dan diisyaratkan oleh Bank Sentral AS menjelang pertemuan FOMC.

Lebih lanjut Ariston menuturkan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa tekanan inflasi di AS mulai menurun dan situasi ketenagakerjaan di AS juga masih cukup bagus.

"Ini membuka ekspektasi bahwa The Fed akan menerapkan kebijakan pengetatan moneter yang lebih longgar tahun ini," ujarnya.

Pernyataan tersebut juga memberikan kelegaan di pasar keuangan. Indeks saham Asia yang merupakan aset berisiko terlihat menguat pagi ini.

Bank sentral AS tidak mengeluarkan proyeksi ekonomi baru dari pembuat kebijakannya pada Rabu (1/2/2023) tetapi menegaskan kembali komitmennya terhadap target inflasi rata-rata 2,0 persen sebagai bagian dari tinjauan tahunan prinsip-prinsip operasinya.

Ariston memperkirakan rupiah berpeluang menguat ke arah Rp14.850 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp15.000 dolar AS.

Pada Rabu (1/2), nilai tukar rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.991 per dolar AS.

Baca juga artikel terkait KURS RUPIAH HARI INI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin