tirto.id - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve menaikkan suku bunga federal fund sebesar 0,25 basis poin untuk kedelapan kalinya berturut-turut pada Rabu (2/1/2023) waktu setempat. Dengan demikian, suku bunga acuan saat ini berada di kisaran 4,5 persen - 4,75 persen, tertinggi sejak Oktober 2007.
Dalam pertemuan terakhirnya, bank sentral menyetujui kenaikan 0,25 poin persentase yang lebih moderat setelah tanda-tanda baru ini bahwa tekanan inflasi telah mulai mendingin. Penyesuaian ini juga dalam upaya berkelanjutan untuk menjinakkan inflasi yang terus-menerus.
"Meredanya tekanan inflasi terlihat jelas, namun ini tidak berarti tugas Federal Reserve telah selesai. Masih ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk mencapai inflasi 2 persen," kata Greg McBride dikutip CNBC, Kamis (2/2/2023).
Suku bunga dana federal, yang ditetapkan oleh bank sentral AS, adalah suku bunga yang digunakan bank untuk meminjam dan meminjamkan uang satu sama lain dalam semalam. Meskipun itu bukan suku bunga yang dibayarkan konsumen, langkah The Fed memengaruhi suku bunga pinjaman dan tabungan yang dilihat konsumen setiap hari.
Kenaikan suku bunga ini akan sejalan dengan kenaikan suku bunga utama dan segera membuat biaya pembiayaan lebih tinggi untuk berbagai bentuk pinjaman konsumen. Serta memberikan lebih banyak tekanan pada rumah tangga yang sudah berada di bawah tekanan keuangan.
"Inflasi telah mengoyak anggaran rumah tangga dan, dalam banyak kasus, rumah tangga harus bersandar pada kartu kredit untuk menjembatani kesenjangan tersebut," kata McBride.
"Dengan suku bunga yang masih naik dan inflasi yang kini menurun, ini adalah yang terbaik dari kedua dunia bagi para penabung," tambahnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin