tirto.id -
Dalam ceramahnya yang diunggah di Youtube, Rizieq menyampaikan beberapa hal kepada jemaah. Dia memulainya dengan mengutip kejadian perang dan bagaimana kelompok berjumlah sedikit bisa mengalahkan pihak yang superior.
"Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 249... Berapa banyak kelompok yang kecil dapat mengalahkan kelompok yang besar dengan izin Allah SWT," kata Rizieq dalam rekaman suara, sekitar pukul 00.00, Rabu (21/11).
"Saat itu umat Islam berhadapan dengan si penista agama. Si penista agama memiliki segudang kekuatan untuk menang melawan umat Islam," katanya.
Menurut Rizieq, dalam konteks ini, si penista agama dalam kasus Pilkada Jakarta adalah Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama yang saat ini menjalani masa hukuman atas kasus penodaan agama.
Dia memaparkan 20 poin tentang segudang kekuatan Ahok. Poin utamanya, menurut Rizieq, Ahok memiliki potensi dukungan dari tingkat paling bawah seperti RT/RW hingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ditambah tokoh besar di belakangnya.
Tokoh besar yang dimaksud Rizieq beragam, dari presiden, Kapolri, Panglima TNI, Badan Intelijen Negara, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Pemilihan Umum, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, bahkan dukun dan paranormal.
"Kedua, si penista agama didukung oleh Presiden dan seluruh kabinetnya. Ketiga, si penista agama didukung oleh Kapolri [Jenderal Tito Karnavian] dan Panglima TNI serta Badan Intelijen Negara," kata Rizieq.
Meski PAN yang termasuk Kabinet Jokowi berbeda pendapat, Rizieq tak menyebut hal itu. Rizieq malah mengeluarkan tudingan macam-macam dari 17 poin tersebut.
Saat Pilkada Jakarta, Ahok dinilai penuh kekuatan karena mempunyai banyak akun buzzer yang menyebar hoaks pada umat Islam dengan sumber dana yang luar biasa.
"Sembilan, si penista agama didanai oleh konglomerat 9 Naga Merah yang Insyaallah sebentar lagi mereka akan menjadi 9 Cacing," ucapnya. "Si penista agama didukung oleh negara Cina komunis dan sekutunya."
Rizieq menyebut dia sengaja menyebut satu per satu kekuatan Ahok agar masyarakat ingat betapa dahsyat perjuangan mereka di Pilkada Jakarta 2017. Namun, itu semua tak berarti di hadapan Allah yang berhasil menggerakkan massa pada Aksi Bela Islam, 4 November 2016, dan 2 Desember 2016 (kemudian dikenal Aksi '212').
"Mereka tidak tahu dan mereka tidak pernah paham bahwa umat Islam yang istiqamah di jalan Allah, mereka punya yang Maha Kuasa," tegas Rizieq.
"Ingat, ini tiga modal utama umat Islam saat itu: Pertama, ikhlas penuh pengorbanan. Dua, semangat ukhuwah Islamiyah. Tiga, kerja keras membela agama, bangsa, dan negara."
Rizieq Shihab pergi ke Mekkah setelah Polri menjeratnya dalam kasus dugaan pornografi pada akhir April 2017. Pada 21 Februari 2018, Rizieq dikabarkan bakal pulang ke Jakarta. Jemaahnya, yang mayoritas anggota FPI, berbondong-bondong menjemput Rizieq di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Namun, heboh-heboh kepulangan sang Imam Besar batal.
Hingga saat ini Rizieq masih di Arab Saudi. Akan tetapi, menurut KBRI Riyadh, izin tinggal Rizieq di Arab sudah habis dan harus diperpanjang.
Rizieq menggunakan visa ziyarah tijariyyah (visa kunjungan bisnis) yang tidak bisa dipergunakan untuk kerja (not permitted to work). Visa bernomor 603723XXXX ini bersifat multiple (beberapa kali keluar masuk) dan berlaku satu tahun dengan izin tinggal 90 hari per-entry.
"Visa ini sebenarnya sudah habis masa berlakunya pada 9 Mei 2018 dan diperpanjang kembali dengan visa nomor 603724XXXX hingga intiha’ al-iqamah [akhir masa tinggal] pada 20 Juli 2018," Duta Besar Indonesia untuk Riyadh Agus Maftuh.
Untuk perpanjangan visa, seorang WNA harus keluar dari Arab Saudi demi mengurus administrasi. Karena keberadaan Rizieq sampai kini masih di Arab Saudi, maka sejak 21 Juli 2018, KBRI menyatakan Rizieq sudah tidak memiliki izin tinggal di Arab Saudi.
Menanggapi hal ini, Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah al Shuaibi mengatakan tak ada masalah dengan izin tinggal Rizieq Shiba di Arab Saudi meskipun KBRI menyatakan visa yang dipegang Rizieq sudah habis.
Editor: Maya Saputri