Menuju konten utama

Ritel Tutup, Darmin: Memang Mesti Ada yang Tersingkir

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, penutupan sejumlah gerai ritel seperti Hero dan Central Neo Soho terjadi karena kerugian pihak manajemen.

Ritel Tutup, Darmin: Memang Mesti Ada yang Tersingkir
Warga memasuki gerai Hero yang masih buka di kawasan Gondangdia, Jakarta, Senin (14/1/2019). ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan/wsj.

tirto.id - Di awal tahun 2019, sejumlah gerai ritel gulung tikar. Beberapa di antaranya adalah gerai ternama seperti Hero Supermarket dan Central Neo Soho.

Penyebabnya, manajemen mengalami kerugian sekaligus penjualan produk tak sesuai harapan.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, selain kerugian manajemen, salah satu faktor lainnya adalah fenomena yang tergolong unik di Indonesia yaitu kehadiran ritel-ritel kecil. Darmin mencontohkan ritel seperti Indomart dan Alfamart.

“’Mart-mart’ itu mengubah kontestasi. Ya memang mesti ada (gerai) yang tersingkir,” ucap Darmin kepada wartawan di Gedung Menko Perekonomian pada Jumat (18/1/2019).

Menurutnya, bisnis ritel sedang mengalami perubahan. Dengan kata lain, penutupan yang dialami sejumlah ritel merupakan hal yang lumrah terjadi seiring perkembangan zaman.

“Soal (penutupan) ritel, ya memang dunia sedang berubah,” jelas Darmin .

Selain itu, lanjutnya, salah satu faktor yang turut memengaruhi adalah kehadiran e-commerce atau perdagangan dengan metode elektronik. Seperti misalnya kehadiran Tokopedia hingga Bukalapak.

Sebelumnya, Hero Supermarket telah menutup 26 gerainya yagn terdiri dari 25 gerai Giant dan 1 Hero. Akibatnya sekitar 532 karyawan dirumahkan.

Hal itu disusul oleh penutupan Central Neo Soho. Manajemen pun menerapkan kebijakan promosi buy 1 get 1 dari 14-17 Januari 2018 lalu.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI RITEL atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dhita Koesno