tirto.id - Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan ke-74 pada 17 Agustus 2019. Selain dimeriahkan oleh sejumlah lomba, tak lengkap rasanya bila perayaan ini tidak disuguhkan makanan yang identik dengan perayaan 17-an.
Ayam Ingkung merupakan salah satu hidangan yang selalu hadir di perayaan seperti 17-an ini. Sebab, olahan dari ayam utuh ini merupakan kuliner tradisional khas Jawa yang pada umumnya hanya disajikan pada kegiatan-kegiatan tertentu seperti upacara keagamaan, peringatan hari besar, wujud rasa syukur, dan upacara peringatan kematian.
Meski begitu, di jaman sekarang ini, ayam ingkung sendiri tidak hanya dibuat untuk sajian dalam perayaan tertentu melainkan sudah menjadi makanan keseharian masyarakat Indonesia, sebagaimana ditulis dalam sebuah penelitian.
Bahan-bahan dasar pembuatan ayam ingkung sendiri selain memberikan cita rasa juga tidak luput dari filosofi dan simbol. Seperti nama ingkung yang berasal dari kata “manengkung,” artinya berdoa kepada Tuhan dengan kesungguhan hati.
Pada umumnya ayam yang digunakan adalah ayam jantan. Hal ini dikarenakan dengan memasak ayam jantan dapat dimaknai sebagai menjauhkan diri dari kebiasaan buruk yang dilambangkan oleh ayam.
Selain itu, bentuknya yang meringkuk menggambarkan seseorang sedang bersujud. Hal itu dimaksudkan bahwa seseorang berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, membersihkan diri dari segala dosa dengan memohon ampunan kepada Tuhan.
Pada dasarnya, selain disajikan sendiri, ayam ingkung biasanya dijadikan komponen utama dalam tumpeng. Berikut ini adalah resep ayam ingkung yang dilansir dari laman Budaya Indonesia.
Bahan
- 1 ekor ayam kampung, biarkan utuh
- 2 butir jeruk nipis, ambil airnya
- 1 sendok makan garam
- 3 sendok makan minyak, untuk menumis bumbu
Bumbu yang Dihaluskan
- 8 butir bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 8 buah cabai merah keriting
- 3 butir kemiri, sangrai
- 3 cm kunyit, bakar
- 1 sendok makan ketumbar, sangrai
- ½ sendok teh jinten
- 2 sendok teh garam
- 3 lembar daun jeruk purut
- 2 lembar daun salam
- 2 batang serai, memarkan
- 3 cm jahe, memarkan
- 750 ml santan dari 1 butir kelapa
- 1 sendok makan air asam jawa
- 2 sendok makan irisan gula merah
- 1 sendok teh garam
Cara Membuat
- Cuci ayam terlebih dahulu hingga bersih. Lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan selama 15 menit lalu cuci lagi
- Sayat sedikit bagian paha ayam, masukkan salah satu ceker ayam ke dalamnya. Ikat kepala dan sayap ayam menggunakan benang kasur sampai kepala dapat tegak, sisihkan
- Tumis bumbu halus bersama dengan daun jeruk, daun salam, serai dan jahe. Masak sampai harum
- Masukkan ayam, santan, air asam, gula merah, dan garam. Masak hingga daging ayam empuk, kemudian tiriskan
- Letakkan ayam berbumbu dalam pinggan tahan panas, panggang sampai mengering sambil sesekali oleskan sisa bumbu, angkat, diamkan sebentar dan sajikan