tirto.id - Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri mengaku kesulitan mengidentifikasi jenazah-jenazah korban KM Zahro Express, salah satunya karena kurangnya data ante mortem dari keluarga korban.
Oleh karenanya Polri meminta kerjasama yang kooperatif dari keluarga agar jenazah yang belum teridentifikasi segera teridentifikasi dengan cara memberikan informasi, utamanya soal rekam medis kesehatan gigi saat melapor ke Posko Ante Mortem RS Polri.
“Karena kita banyak terbantu dengan foto panorama gigi, catatan perawatan gigi. Bisa dicocokkan dengan data yang kami dapatkan," kata Kepala Pusdokkes Polri Brigjen Pol dr Arthur Tampi di Instalasi Kedokteran Forensik Pusdokkes Rumah Sakit Bhayangkara R.Said Sukanto (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta, Selasa, (2/1/2017) seperti dikutip dari Antara.
"Sementara sejak awal sudah kami informasikan bahwa jenazah dalam kondisi terbakar 100 persen," imbuh dia.
Polisi hari ini berhasil mengindentifikasi lima jenazah lainnya korban KM Zahro Express yang kelimanya mengalami luka bakar 100 persen.
"Kami berupaya semaksimal mungkin mengindetifikasi semata-mata karena kami mengalami kesulitan data-data ante mortemnya yang masih sangat kurang," imbuhnya.
Mereka adalah M. Nurdin (40) asal Depok, Nazwa Sarla (11) asal Depok, Moh. Bunyamin (43) asal Cilandak. Kemudian, Yeti Herawati (43) asal Bogor dan Otih Sugiarti (69) asal Bandung.
Kelimanya telah diserahkan kepada keluarganya untuk segera dimakamkan. Sebelum itu, polisi telah mengindentifikasi enam lainnya dari 23 jenazah dan keenamnya telah diserahkan kepada keluarga pada Minggu (1/1/2017) dan Senin (2/1/2017).
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh