tirto.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran subsidi mencapai Rp65,24 triliun hingga akhir Mei 2022. Jumlah ini melonjak signifikan hingga 31 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp49,79 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan peningkatan subsidi ini disebabkan beberapa hal. Pertama, percepatan pencairan kurang bayar subsidi di 2021. Kedua, kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP). Ketiga, meningkatnya volume penyaluran khususnya subsidi energi.
"Subsidi kompensasi di 2022 untuk subsidi mencapai Rp65,24 triliun plus pembayaran kurang bayar tahun sebelumnya Rp10,17 triliun," kata dia dalam APBN Kita, di Jakarta, ditulis Jumat (24/6/2022).
Berdasarkan catatan Kemenkeu, penyaluran subsidi terdiri atas BBM meningkat dari 5,0 juta KL menjadi 5,6 juta KL, LPG 3 Kg dari 2,4 juta MT jadi 2,5 juta MT, listrik bersubsidi dari 37,4 juta pelanggan ke 38,4 juta pelanggan, pupuk dari 3,1 juta ton ke 3,5 juta ton, dan subsidi perumahan dari 28,2 ribu unit ke 46 ribu unit.
Sementara untuk kompensasi, realisasinya tercatat mencapai Rp18,1 triliun sampai dengan akhir Mei 2022. Anggaran kompensasi ini diberikan untuk pembayaran kewajiban pemerintah atas penugasan penyediaan pasokan BBM dalam negeri kepada PT Pertamina (Persero).
"Ini adalah yang menggambarkan APBN sebagai shock absorber. Jumlah kebutuhan masyarakat meningkat, harga tinggi namun tidak dilakukan perubahan harga. Ini yang menjadi dominasi tema pelaksanaan APBN 2022 dimana APBN melakukan shock absorber," ungkapnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin