tirto.id - Kementerian Keuangan mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus sebesar Rp132,2 triliun hingga akhir Mei 2022. Surplus ini didorong akibat penerimaan negara lebih besar, dibanding belanja negara.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga akhir April 2022 pendapatan negara telah mencapai Rp1.070 triliun. Sementara belanja negara hanya sebesar Rp938,2 triliun.
"Keseimbangan APBN kita sampai akhir Mei surplus di Rp132,2 triliun. Bandingkan kita tahun lalu defisit Rp219,2 triliun. Ini baliknya sangat cepat sekali," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/6/2022).
Bendahara Negara itu merinci pendapatan negara pada Mei 2022 terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp846 triliun atau tumbuh 51,4 persen dibandingkan Mei2021, kepabeanan cukai mencapai Rp140 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp224 triliun.
"Kalau kita lihat di semua komponen pendapatan negara semua alami kenaikan pertumbuhan," kata dia.
Sementara belanja negara yang mencapai Rp938,2 triliun tersebut terdiri dari belanja Kementerian Lembaga atau KL sebesar Rp319,2 triliun (33,7 persen terhadap APBN). Anggaran ini dimanfaatkan terutama untuk pemberian gaji dan tunjangan, hingga pendanaan operasional KL.
Kemudian untuk belanja non KL, Sri Mulyani mencatat terealisir sebesar Rp334,7 triliun (33,5 persen terhadap APBN). Alokasi ini didukung terutama untuk penyaluran subsidi energi dan pembayaran pensiun atau jaminan kesehatan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Belanja negara juga dialokasikan untuk transfer ke daerah dan dana desa senilai Rp284,3 triliun (36,9 persen terhadap PDB). Utamanya didukung kepatuhan daerah dalam menyampaikan syarat salur yang baik dan penyaluran dana BOS reguler 2022 tahap I.
"Untuk pembiayaan investasi 18 triliun sampai dengan 20 Mei 2022," jelasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri