Menuju konten utama

Realisasi Pembiayaan Utang Capai 95,6 T Hingga Januari 2023

Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang mencapai Rp95,6 triliun hingga Januari 2023.

Realisasi Pembiayaan Utang Capai 95,6 T Hingga Januari 2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat jumpa pers selepas memimpin G20 2nd Joint Finance and Health Ministers Meeting (JFHMM) di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (12/11/2022) malam. (tirto.id/Dwi Aditya Putra)

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang mencapai Rp95,6 triliun hingga Januari 2023. Nilai tersebut setara dengan 13,7 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang sebesar Rp3.238 triliun

“Pembiayaan atau dari sisi pembiayaan utang bulan Januari ini kita sudah merealisasikan Rp95,6 triliun," katanya dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (22/2/2022).

Bendahara Negara itu merinci pembiayaan utang tersebut terdiri dari pembayaran melalui Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp99,4 triliun. Sedangkan pinjaman neto dilakukan pembayaran sebesar Rp3,7 triliun.

"Sehingga secara keseluruhan pembiayaan utang kita berada di Rp95,6 triliun," ujarnya

Sri Mulyani mengklaim pembiayaan utang melalui SBN dan pinjaman sudah berjalan sesuai dengan strategi pembiayaan di 2023. Waktu pembiayaan utang pun juga sudah mempertimbangkan kondisi pasar yang kondusif dan memperhatikan posisi kas pemerintah.

Kemudian, pada awal tahun pemerintah juga telah mengeluarkan SBN Ritel (SBR012) yang terbit sebesar Rp22,2 triliun dalam dua tenor, yakni dua tahun dan empat tahun. Penerbitan ini mencatatkan jumlah investor terbesar (62.375 investor) dan tingkat keritelan tertinggi sepanjang penerbitan SBN Ritel online.

"Minat masyarakat untuk membeli SBN ritel kita sangat kuat. Ini menggambarkan masyarakat sudah mulai disertifikasi investasinya tiak sekedar tabungan dan mereka melihat SBN sebagai instrumen yang bisa dipercaya dengan tingkat pengembalian bisa dipercaya," katanya.

Untuk diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menarik utang sebesar Rp531,4 triliun melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) hingga pertengahan Desember 2022. Penarikan utang ini turun 26,5 persen atau lebih rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

"Kita lihat penerbitan SBN mengalami penurunan sangat drastis, dalam hal ini tahun lalu Rp723,3 triliun, tahun ini mengeluarkan SBN Rp531 triliun, maka turun 26,5 persen," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Sri Mulyani mengatakan penurunan jumlah penarikan utang ini menandakan bahwa kinerja APBN berjalan ke arah yang lebih sehat dibandingkan sebelumnya. Hal ini juga diakui oleh lembaga rating utang internasional.

"Nah ini adalah penurunan yang cukup baik dan konsisten dari yang tadi kita sampaikan APBN nya tetap sehat, makanya rating agency menunjukkan bahwa APBN negara kita dalam posisi ratingnya stable outlook," jelasnya.

Baca juga artikel terkait PEMBIAYAAN UTANG DI APBN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin