Menuju konten utama

Sri Mulyani Targetkan Defisit APBN 2024 Capai 2,64 Persen

"Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2024 berada di 2,15 persen hingga 2,64 persen dari Produk Domestik Bruto."

Sri Mulyani Targetkan Defisit APBN 2024 Capai 2,64 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membacakan pendapat akhir presiden terkait pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentanh Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) saat rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/12/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menargetkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2024 berada di 2,15 persen hingga 2,64 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Target ini pun jauh lebih rendah dari target di tahun ini yang sebesar 2,84 persen terhadap PDB.

"Untuk tahun depan awal kita akan perkirakan defisit makin menurun pada level 2,16 hingga 2,64 persen dari PDB dengan primary balance mendekati nol," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Istana Jakarta, Senin (20/2/2023).

Sesuai dengan pelaksanaan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 atau Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 yang mana, pada tahun 2023 defisit harus dijaga di bawah 3 persen dari PDB. Adapun sepanjang 2022 defisit APBN tercatat sebesar Rp464,3 triliun atau 2,38 persen terhadap PDB.

Sementara defisit APBN tahun 2023 ditargetkan makin mengecil, yaitu sebesar Rp598,2 triliun atau 2,84 persen. Pendapatan negara pada tahun 2023 ditargetkan mencapai Rp2.463 triliun yang berasal dari pemasukan perpajakan sebesar Rp2.021 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp441,4 triliun, dan hibah Rp0,4 triliun.

Sementara itu, belanja negara tahun depan mencapai Rp3.061,2 triliun yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.246,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp814,7 triliun.

"Untuk belanja negara, seperti tadi telah disampaikan oleh Bapak Presiden, fokusnya pada yang pertama dan paling penting adalah belanja untuk meningkatkan kualitas SDM (sumber daya manusia)," ungkapnya.

Bendahara Negara itu melanjutkan untuk tahun depan momentum perekonomian yang saat ini cukup kuat akan terus dijaga. Ini dilakukan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik pada 2022 sebesar 5,31 persen tetap bisa dijaga untuk 2023 dan 2024.

"Ini berarti dari sisi permintaan konsumsi rumah tangga untuk bisa tumbuh di atas 5 persen, maka inflasi di Indonesia harus dikendalikan dan confidence dari konsumen harus dijaga dan juga investasi akan terus momentumnya diperkuat," katanya.

Baca juga artikel terkait EKBIS atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat