tirto.id - Sebanyak 500-an orang melakukan aksi berjalan kaki (long march) dari kawasan Sarinah menuju Istana Merdeka, Jakarta Pusat, guna memperingati Hari Perempuan Internasional, pada Sabtu pagi hari ini.
Peserta aksi Women's March Jakarta itu didominasi oleh orang dewasa dan remaja perempuan yang tergabung dalam berbagai organisasi pemerhati problem ketidakadilan gender di Indonesia. Sejumlah komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) juga terlihat ikut terlibat di aksi tersebut.
"Ini adalah aksi massa cair, jadi semua masyarakat dari gender apapun boleh ikut walaupun temanya memperingati Hari Perempuan Internasional," kata Koordinator aksi itu, Yuli Rustinawati pada Sabtu (4/3/2017) seperti dikutip Antara.
Yuli, yang juga Ketua Arus Pelangi, organisasi yang selama ini aktif mendampingi kelompok LGBT itu, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk menyuarakan penghapusan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan di level manapun.
"Menurut catatan Komnas Perempuan hingga 2016, lebih dari 321.000 kekerasan terhadap perempuan telah terjadi di Indonesia, makanya pada kesempatan ini, kami ingin mengajak seluruh masyarakat untuk ikut melindungi para perempuan," ujarnya.
Bahkan, Yuli menuturkan saat ini tindakan kekerasan juga terus meluas ke sejumlah kelompok minoritas gender, khususnya kaum transgender.
"Berdasarkan data dari Sanggar Suara Waria, organisasi tempat berkumpul waria remaja di Jakarta, lebih dari separuh kaum waria dan transgender yang ada di ibu kota juga kerap mengalami kekerasan," kata Yuli.
Oleh karena itu, aksi ajakan terhadap masyarakat ini kemudian dinilai penting untuk dilaksanakan, agar semua kalangan berhenti memperlakukan kaum perempuan dan komunitas minoritas gender lainnya secara diskriminatif atau malah menjadikan mereka sasaran tindakan kekerasan.
"Kami juga membawa pesan untuk pemerintah agar memberikan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi perempuan Indonesia yang menjadi buruh migran di luar negeri. Kami harap hak-hak mereka dapat terpenuhi," ujar Yuli.
Menurut Naila gerakan ini membawa misi melawan ketimpangan gender di Indonesia yang sampai sekarang masih meluas di banyak bidang, dari hukum dan kebijakan negara, kesehatan, hingga lingkungan hidup.
Ia menjelaskan delapan tuntutan Women’s March Jakarta 2017 itu ialah pembangunan toleransi, penghormatan pada keberagaman, pemenuhan hak-hak perempuan, pembangunan infrastruktur hukum dan kebijakan yang pro-keadilan gender. Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah serius memberantas kekerasan berbasis gender, meningkatkan perlindungan terhadap minoritas, dan menaikkan alokasi anggaran bagi kesehatan perempuan.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom