Indeks Vaksin Nusantara

Berikut adalah polemik Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Uji klisnis Vaksin Nusantara tetap dilakukan meski BPOM tidak mengeluarkan Persetujuan Penelitian Uji Klinis (PPUK) fase 2.

Vaksin Nusantara bukan "karya anak bangsa" seperti klaim pembuat dan para pendukungnya.

Wiku menegaskan, vaksin Nusantara adalah vaksin pengembangan Amerika Serikat yang diujicobakan di Indonesia. 

BPOM merilis hasil uji klinis terhadap Vaksin Nusantara di mana relawan mengalami kejadian tak diinginkan mulai dari level ringan, sedang, hingga berat.

BPOM memperingatkan Vaksin Nusantara bisa membahayakan kesehatan nyawa manusia, tapi eks Menteri Kesehatan Terawan mengabaikannya.

BPOM enggan menerbitkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) tahap 2 bagi vaksin nusantara.

Soal vaksin Nusantara, Satgas COVID-19 menyerahkan kepada BPOM sebagai pihak yang berwenang untuk menilai vaksin.

Menurut Daeng, semua penelitian obat atau vaksin harus mengikuti prosedur standar uji klinis mulai dari fase 1, 2 dan 3.

Padahal, vaksin Nusantara buatan Terawan tersebut belum mendapat izin BPOM untuk lanjut ke uji klinik fase 2.

Ketua PDPI Cabang Jakarta sebut riskan bila menggunakan vaksin yang belum terbukti efikasi dan keamanannya berdasarkan kaidah ilmiah.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menjadi sampel uji klinis fase II Vaksin Nusantara yang belum mendapat izin dari BPOM untuk uji klinis tahap keduanya.

Apakah vaksin Nusantara Terawan dihentikan uji klinisnya?

DPR terus saja mendesak BOPM mengeluarkan izin uji klinis terhadap vaksin Nusantara meski secara ilmiah itu tidak memenuhi ketentuan.

Sponsor uji klinis Vaksin Nusantara tidak disebutkan gamblang, tapi vaksin ini dipastikan berasal dari Amerika Serikat.

Penghentian penelitian sementara Vaksin Nusantara oleh RSUP dr Kariadi karena BPOM belum keluarkan izin uji klinik tahap II.

Intervensi politik Vaksin Nusantara oleh DPR disebut tak mengindahkan kaidah saintifik.

Pemerintah memahami ada upaya kemandirian farmasi dengan menghasilkan vaksin dalam negeri. Tetapi pemenuhan syarat & fase penting dalam pengembangan vaksin.

Vaksin COVID-19 dari Terawan lagi-lagi memicu kontroversi. Dari mulai UGM yang yang memutuskan keluar dari tim hingga perkara data yang tak sesuai.

Paparan yang disampakan oleh Tim Peneliti dari RSUD Dr. Kariadi Mukhlis Akhsan itu berbeda dengan data yang diterima BPOM dari peneliti vaksin Nusantara.