Indeks Sejarah Indonesia

Hamengkubuwana II tiga kali bertakhta di Kesultanan Yogyakarta akibat campur tangan Belanda.

Pada 1979, Longsoran besar di komplek Gunung Iliwerung, NTT, menyebabkan tsunami setinggi tujuh sampai sembilan meter menerjang pesisir selatan Pulau Lembata.

Sejarah mencatat, masyarakat adat kasepuhan di Sukabumi dan sekitarnya memiliki kearifan lokal yang tinggi dalam memaknai alam.

Martha Christina Tiahahu adalah salah satu Pahlawan Nasional termuda. Ia membantu ayahnya melawan Belanda.

Capres Prabowo Subianto menyinggung sejarah lepasnya Timor Timur (Timtim) dari NKRI saat berkunjung ke NTT.

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda merupakan kelanjutan dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883 dan Gunung Krakatau Purba yang erupsi pada abad ke-5.

Ledakan Gunung Krakatau Purba pada abad ke-5 melahirkan Selat Sunda dan konon membelah Pulau Jawa sehingga memunculkan Sumatra.

Buku terbaru Vannessa Hearman menuturkan bagaimana ketakutan terhadap komunisme kembali dihidupkan pada 1968, setelah PKI dibubarkan.

The Army and the Indonesian Genocide merekonstruksi peristiwa pembantaian 1965-66 melalui dokumen-dokumen resmi militer.

Pada 1922, jenazah seorang "Batak" ditolak dikubur di makam "Mandailing". Kejadian ini memicu perpecahan identitas Batak dan Mandailing.

Alun-Alun Kota Malang dibangun Belanda sebagai simbol kekuasaan kolonial. Kehilangan kesan angker karena digunakan bumiputera untuk berdagang dan beristirahat.

Kerja paksa, bencana Alam, pertempuran, dan kecelakaan kereta api menjadi bagian dari riwayat panjang Lembah Anai.

Tsunami Anyer yang dipicu dari erupsi Gunung Krakatau pada 1883 menelan korban tewas lebih dari 35 ribu jiwa.

Tercatat ada empat letusan utama Krakatau yang memicu empat kali gelombang besar tsunami di Selat Sunda pada 27 Agustus 1883.

Pada 1950-an pasangan penipu Idrus dan Markonah berhasil mengelabui banyak pejabat tinggi.

Sejarah mencatat, Muhammadiyah mampu bersinergi dengan kearifan lokal di Kotagede yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Mataram.

Kotagede yang tenang dihangatkan persaingan Muhammadiyah dan PKI. Keduanya berebut massa perajin perak sebelum geger 1965.

Ada yang menganggap kehadiran tentara wanita belum dibutuhkan.

Kotagede pernah "merah" sebelum G30S. Setelah Oktober 1965 orang-orang kiri dipersekusi dan Muhammadiyah berjaya.

Sultan Agung menyesuaikan unsur-unsur budaya asli (Jawa) dengan kebudayaan Hindu, Buddha, juga Islam.