Deputi Koordinator KontraS, Putri Kanesia mengatakan Polri seharusnya melakukan penyelidikan peristiwa pengeroyokan, bukan malah memburu penyebar video yang viral.
Isu rush money menyeruak di Twitter bersamaan dengan situasi Jakarta yang sempat memanas akibat aksi massa di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
AJI menilai kekerasan terhadap jurnalis dalam aksi massa pada 21-22 Mei 2019 terjadi karena aparat kepolisian tidak ingin tindakannya diketahui publik.
Tersangka penyebar hoaks di depan polisi mengaku khilaf karena menyebarkan berita hoaks. Pelaku berperan sebagai penyebar hoaks ke tiga sampai empat grup WhatsApp.
Polisi bilang ada dua orang perusuh aksi 22 Mei yang terafiliasi dengan Garis, ormas yang pendirinya sempat mendukung ISIS. Tapi itu dibantah oleh Ketua Umumnya.
Polisi mengatakan ada 58 ribu aparat gabungan TNI dan Polri yang mengamankan objek vital seperti kantor KPU, Bawaslu, Istana Negara, MPR/DPR, Mahkamah Konstitusi sentra ekonomi dan kedutaan besar.
Dari TKP demonstrasi 22 Mei di Petamburan, barang bukti yang diamankan pihak kepolisian di antaranya celurit, busur panah, bom molotov, serta sejumlah uang tunai baik yang dimasukkan ke dalam amplop beserta nama-nama yang tertera.
Saat ini kondisi flyover Slipi masih lumpuh total. Massa aksi juga terbagi dua kelompok, pertama di arah Kemanggisan dan kedua berada di arah Tanah Abang.