KPU tak sependapat dengan pernyataan Fahri yang mengatakan adanya dugaan petugas pemilu meninggal karena diracun dan meminta Fahri menanyakan langsung ke keluarga petugas pemilu yang meninggal.
Selain memprediksi akan ada unjuk rasa bahkan penyerangan kantor KPU dan Bawaslu, TNI juga memprediksi akan ada peningkatan penyebaran berita hoaks atau bohong yang terjadi di media sosial.
KPU mengatakan sebenarnya telah menyiapkan jawaban termasuk bukti-bukti. Namun, masih harus menyiapkan teknis penyusunan jawaban dan argumentasi yang akan disampaikan pada sidang dugaan pelanggaran administrasi pemilu.
Koordinator Divisi SDM Bawaslu Jakarta Pusat mengatakan, konsultasi ke KPU ini untuk menentukan asli atau tidaknya formulir C1 yang ditemukan di Menteng.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan, temuan formulir C1 dalam sebuah mobil minibus saat melintas di kawasan Menteng, Sabtu lalu merupakan ranah Bawaslu.
Meski salah satu kubu diuntungkan dengan temuan C1 yang diduga palsu ini, tapi belum bisa disimpulkan formulir tersebut disiapkan untuk melegitimasi klaim kemenangan dalam Pilpres 2019.
Bawaslu menyatakan ribuan formulir C1, yang ditemukan di Menteng, memuat data pemungutan suara dari belasan kabupaten di Jateng. Bawaslu masih mengecek keaslian formulir C1 itu.
Menurut Wakil Sekretaris TKN Verry Surya Hendrawan, temuan formulir C1 di Menteng sangat berbahaya karena bisa jadi upaya untuk memperkeruh penghitungan suara yang tengah berlangsung