Berawal dari grup Whatsapp, beredar di media sosial, lalu dibesar-besarkan oleh politikus kubu oposisi, demikianlah asal usul 'penganiayaan' Ratna Sarumpaet.
Buta politik yang berujung matinya nalar, fanatisme tak sehat kepada tokoh/partai/kubu, dan politisasi agama berakibat pada tafsir azab sebagai senjata untuk menyerang lawan.