Indeks Angka Kemiskinan

Warga yang bermukim di kolong Tol Ir. Wiyoto Wiyono di RW 08, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara tinggal di hamparan sampah.

BPS Provinsi Kepulauan menyebutkan pandemi COVID-19 turut memicu kenaikan jumlah penduduk miskin di daerah tersebut.

Gini ratio nasional meningkat dari 0,380 jadi 0,385 seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk miskin.

Total, jumlah orang miskin di Indonesia menyentuh 27,55 juta orang per September 2020.

CORE memprediksi pertumbuhan pada kuartal II 2020 minus 6 hingga minus 4%, lebih buruk dari prediksi pemerintah yang berada di kisaran minus 5,1-minus 3,5%. Tren ini akan berlanjut di semester II?

Peningkatan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa ironis karena selama 5 tahun terakhir pulau ini masih sasaran terbesar pembangunan.

Sri Mulyani mengatakan kenaikan angka kemiskinan masih sesuai prediksi.

Kenaikan angka kemiskinan tertinggi dicapai Provinsi DKI Jakarta dari 3,42 persen di September 2019 menjadi 4,53 persen per Maret 2020, kata Kepala BPS Suhariyanto.

Badan Pusat Statistik mencatat angka kemiskinan per Maret 2020 mengalami kenaikan menjadi 26,42 juta orang.

Kemensos sebut 92 daerah tak melakukan pemutakhiran data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) sejak tahun 2015.

Menkeu Sri Mulyani menyebut COVID-19 yang baru terjadi beberapa bulan, membalikkan capaian angka kemiskinan Indonesia selama 10 tahun terakhir.

Pemerintah juga memprediksi angka pengangguran akan naik hingga 5,2 juta orang karena pandemi corona COVID-19.

Jokowi mengharapkan tak ada lagi orang Indonesia dengan kemiskinan ekstrem pada 2024.

BPS memasukkan 98 komoditas baru nasional yang terpilih berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup Tahun Dasar 2018.

Penduduk miskin pada September 2019 mencapai 24,79 juta orang atau turun 0,44 persen dibandingkan Maret 2019.

Penduduk miskin terus menurun dari 11,22 persen pada Maret 2015 menjadi 9,41 persen pada Maret 2019 atau selama periode pemerintahan Jokowi-JK.

CORE memprediksi dana bantuan sosial akan kembali turun usai Pemilu 2019 yang akan berdampak negatif pada makin memburuknya angka kemiskinan.

INDEF menduga pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintah cukup masif dalam lima tahun terakhir belum mampu mendorong pemerataan ekonomi yang signifikan.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai turunnya angka kemiskinan pada Maret 2019 di kisaran 9,41 persen ini bukan dipengaruhi oleh inflasi yang rendah.

BPS mencatat bahwa angka kemiskinan pada Maret 2019 mengalami penurunan menjadi 9,41 persen atau setara 25,14 juta penduduk.