Menuju konten utama

PUPR Dorong Pengembang Swasta Ikut Bangun Hunian TOD

Kementerian PUPR mendorong pengembang swasta terlibat dalam pembangunan hunian TOD di sejumlah stasiun dan terminal di Jabodetabek.

PUPR Dorong Pengembang Swasta Ikut Bangun Hunian TOD
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua dari kiri) bersama Dirut Perum Perumnas Bambang Triwibowo (kiri) melihat maket rusun pembangunan rumah susun dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, Senin (2/10/2017). ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

tirto.id - Kementerian PUPR mendorong pengembang swasta ikut terlibat membangun hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD). Selama ini pembangunan hunian TOD baru dilakukan atas kerja sama BUMN, seperti Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Sekretaris Ditjen Penyediaan Perumahan, Kementerian PUPR, Dadang Rukmana menyatakan idealnya pembangunan hunian TOD dilakukan lewat skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Hal ini karena hunian TOD adalah permukiman terintegrasi dengan simpul transportasi publik. Sementara simpul transportasi publik, seperti terminal dan stasiun adalah milik pemerintah atau BUMN.

Oleh karena itu, kata Dadang, pengembang swasta berpeluang terlibat di proyek pembangunan hunian TOD.

“Mudah-mudahan pembangunan TOD yang sudah berjalan jadi stimulus lahirnya inisiatif pengembang swasta untuk dapat memanfaatkan simpul transportasi yang titiknya banyak,” kata Dadang di Jakarta Selatan pada Jumat (10/5/2019).

Hunian berkonsep TOD adalah kawasan mix-use untuk permukiman, jasa, dan komersial yang diintegrasikan dengan simpul transportasi publik. Konsep hunian ini digagas oleh pemerintah sebagai solusi untuk penyediaan hunian di kota besar serta mengatasi masalah kemacetan.

Dadang menjelaskan pemerintah berperan memfasilitasi pembangunan hunian TOD, sementara BUMN atau swasta bisa menggarap proyek itu. Dia mencontohkan Kementerian PUPR berencana mendorong pembangunan hunian TOD di lahan milik instansi itu di Jakarta Selatan.

“Kementerian PUPR punya lahan di lokasi strategis yakni di Pasar Jumat, Lebak Bulus tepat di inner circle stasiun MRT Lebak Bulus,” ujar dia.

Dadang mengklaim peluang bisnis di hunian TOD sangat besar. Oleh karena itu, ia mendorong swasta memanfaatkan peluang itu mengingat jaringan transportasi kota akan terus berkembang.

“Kebutuhan simpul tansportasi Jabodetabek sangat luar biasa. Cepat atau lambat sistem jaringan bawah tanah atau LRT semakin lengkap sehingga semakin terbuka peluang membangun hunian berbasis transit untuk memenuhi kebutuhan hunian di perkotaan,” ujar dia.

PUPR dan Kementerian BUMN telah bersinergi memulai proyek hunian TOD pada April 2017, yakni di pembangunan Rusunami Stasiun Kereta Tanjung Barat dan Pondok Cina di Depok. Setelah itu, tiga hunian TOD juga dibangun di Stasiun Senen, Juanda, dan Tanah Abang.

"TOD salah satu pendekatan yang akan terus kami dorong dalam menyediakan perumahan khususnya untuk MBR [Masyarakat Berpenghasilan Rendah] dan kaum milenial,” ujar Dadang.

Ke depan, menurut Dadang, hunian TOD juga akan dibangun di terminal bus. “Kami melihat definisi TOD adalah pembangunan kawasan mix-use yang beriorientasi pada simpul-simpul transportasi, khususnya stasiun kereta, namun bisa juga terminal bus seperti di Baranangsiang, Bogor,” kata dia.

Baca juga artikel terkait KAWASAN ORIENTASI TRANSIT atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom