Menuju konten utama

PT HK Kesulitan Jual 2 Ruas Tol karena Dinilai Kurang Menguntungkan

Rencana penjualan ruas Bakauheni-Palembang dan Pekanbaru-Dumai terkendala tingkat pengembalian investasi yang terlalu kecil.

PT HK Kesulitan Jual 2 Ruas Tol karena Dinilai Kurang Menguntungkan
Seorang petugas menyiapkan pembukaan fungsional Tol Pekanbaru-Dumai Seksi 1 di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (23/12/2019). ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.

tirto.id - PT Hutama Karya kesulitan menjual ruas jalan tol yang saat ini tengah mereka kelola demi membantu keuangan perusahaan. Rencana penjualan jalan tol ruas Bakauheni-Palembang dan Pekanbaru-Dumai ini terkendala karena Economic Internal Rate of Return (EIRR) atau tingkat pengembalian investasi yang terlalu kecil.

“Hanya memang masalahnya ini EIRR terlalu kecil. Kami agak kesulitan lakukan penjualan,” ucap Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dalam rapat dengar pendapat Komisi XI DPR RI, Selasa (17/11/2020).

Di tengah sulitnya melepas konsesi itu, HK memutuskan untuk memperpanjangnya hingga 50 tahun ke depan sebagaimana yang diperbolehkan oleh peraturan dan Menteri PUPR. Malah rencananya, Budi berharap konsesi diperpanjang hingga 70 tahun meski belum memungkinkan.

“Kalau bisa dapat 70 tahun ruas-ruas kami itu akan kami mini-konsensikan ke pihak lain sehingga kami dapat cash. Cash itu digunakan untuk restrukturisasi pinjaman,” ucap Budi.

Sementara itu, dari hasil perhitungan manajemen, PT HK kini terancam kekurangan Rp80,50 triliun untuk mengoperasikan dan melanjutkan konstruksi tol Trans Sumatera Tahap 1. Angka ini diperoleh dari estimasi kebutuhan dana senilai Rp120,22 triliun.

Sayangnya HK hanya mampu menyediakan Rp38,72 triliun. Dari Rp38 triliun itu, sekitar Rp27 triliunnya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN).

Sisa dana Rp80,5 triliun ini, kata Budi, tengah diajukan sebagai tambahan kepada pemerintah. Ia pun berharap tambahan ini dikabulkan lantaran saat ini HK baru mendapat kepastian tambahan Rp6,2 triliun yang notabene sangat kecil dan tidak cukup untuk melanjutkan program Trans Sumatera.

“Kami harapkan bisa diterima sampai awal 2023. Fisik 2022 akhir akan selesai,” ucap Budi.

Alternatif lain, Budi juga mengusulkan agar pembangunan tol Trans Sumatera tahap I dilanjutkan sebagian dengan berbentuk jalan nasional. Usulan ini muncul lantaran sebagian wilayah yang akan disediakan ruas tol masih memiliki trafik yang rendah.

Jika hanya dibangun jalan nasional, Budi yakin akan terjadi penghematan dana cukup besar. Jika trafik sudah meningkat, maka PT HK dapat meningkatkan kualitasnya menjadi tol.

“Aceh ke atas dibangun jalan nasional aja. Ada simpangan sebidang. Jumlah jalur baru 2. Saat traffic sudah meningkat bisa ditingkatkan jadi jalan tol,” ucap Budi.

Baca juga artikel terkait JALAN TOL TRANS SUMATERA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan