tirto.id - Presiden Joko Widodo meresmikan dua ruas jalan tol yang menjadi bagian Jalan Tol Trans Sumatra, yaitu Jalan Tol Ruas Indrapura-Kisaran Seksi 2 (Lima Puluh-Kisaran) dan Jalan Tol Ruas Betung-Tempino-Jambi Seksi 3 Bayung Lencir-Tempino.
Menurut Jokowi, pembangunan dua ruas jalan tol yang berada di Provinsi Sumatra Utara dan Jambi itu setidaknya memakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp11,9 triliun.
Jalan Tol Ruas Indrapura-Kisaran Seksi 2 yang telah dibangun sejak 2 tahun lalu dengan panjang 47,75 km tersebut membutuhkan anggaran hingga Rp6,3 triliun.
"Jalan Tol sepanjang 47,75 km ini terdiri dari 2 seksi, yaitu seksi 1 Indrapura-Lima Puluh sepanjang 15,6 km, dan seksi 2 Lima Puluh-Kisaran sepanjang 32,15 km," kata Jokowi dalam Peresmian Tol Ruas Indrapura dan Tol Bayung Lencir, disaksikan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/10/2024).
Sementara itu, untuk Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 yang berada di Provinsi Jambi dengan panjang hingga 34 km memakan aggaran hingga Rp5,6 triliun.
Jokowi menilai, dengan diresmikannya dua ruas jalan tol bagian Tol Trans Sumatra ini akan mendongkrak daya saing industri lokal. Selain itu, konektivitas yang terjalin dengan hadirnya dua ruas jalan tol ini juga diharapkan dapat mentransmisikan pertumbuhan ekonomi yang sudah cukup baik di Sumatra Utara ke Jambi.
"Dengan adanya jalan tol, utamanya Trans Sumatra ini, kita harapkan ada kecepatan dalam mobilitas orang, kecepatan dalam mobilitas barang, kecepatan dalam pengiriman distribusi logistik. Sehingga setiap daerah akan bisa bersaing dengan daerah di negara lain. Karena persaingannya sekarang antar negara itu sangat ketat sekali," jelas Jokowi.
Soal investasi pembangunan tol yang berasal dari kas negara, Jokowi menilai, itu merupakan hal yang lumrah. Dia mengakui, pembangunan jalan tol memang lebih sering dilakukan dengan mengandalkan investasi dari sektor swasta.
Namun, ketika Internal Rate of Return (IRR) atau nilai kelaikan investasi jalan tol masih kurang, pemerintah dapat masuk untuk menambal kekurangan investasi melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan anggaran berasal dari APBN.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi